Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam melimpah, termasuk berbagai jenis kayu bernilai ekonomis tinggi. Tidak hanya diminati di dalam negeri, sejumlah kayu asal Indonesia juga memiliki permintaan besar di pasar internasional berkat kualitas, kelangkaan, dan karakteristik khasnya.
- Kayu Gaharu (Aquilaria spp.)
Kayu Gaharu, atau Agarwood, adalah salah satu kayu termahal di dunia. Aromanya yang khas berasal dari resin yang terbentuk akibat infeksi jamur pada pohon Aquilaria, menjadikannya bahan utama di industri parfum.
Di pasar lokal, Gaharu premium bisa dijual seharga Rp53 juta per kilogram, sementara di pasar global nilainya bisa mencapai Rp133 juta per kilogram. Bila dibandingkan, harga Gaharu setara dengan 67 gram emas, mengacu pada harga emas Antam Rp1,965 juta per gram per 26 April 2025.
Negara-negara Timur Tengah dan Asia Timur menjadi pasar utama Gaharu. Pohon ini tumbuh baik di daerah beriklim lembab dengan drainase tanah yang baik, dan budidayanya memerlukan inokulasi jamur untuk menghasilkan resin beraroma. - Kayu Eboni (Diospyros spp.)
Dikenal karena warna hitam pekat dan tekstur halusnya, kayu Eboni digunakan dalam pembuatan alat musik, furnitur mewah, hingga karya seni.
Kayu ini sangat keras dan padat hingga dapat tenggelam dalam air. Harga Eboni berkisar sekitar Rp7 juta per meter kubik untuk kualitas terbaik. Jepang dan negara-negara Eropa menjadi tujuan ekspor utama. Pohon Eboni tumbuh di wilayah tropis dengan curah hujan sedang hingga tinggi dan membutuhkan waktu lama untuk panen. - Kayu Cendana (Santalum album)
Kayu Cendana dikenal karena aromanya yang lembut, menjadikannya bahan utama dalam parfum, kosmetik, dan produk kesehatan.
Harga pasar kayu Cendana di Indonesia berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp1 juta per kilogram. India dan China merupakan dua negara tujuan ekspor terbesarnya. Pohon Cendana tumbuh di daerah kering dan membutuhkan pohon inang karena sifat semi-parasitiknya. Minyak atsirinya dihasilkan melalui proses penyulingan. - Kayu Merbau (Intsia spp.)
Kayu Merbau, dengan warna coklat kemerahan dan serat menarik, populer digunakan untuk lantai, konstruksi berat, dan furnitur premium.
Ketahanannya terhadap rayap dan kelembaban membuatnya ideal untuk iklim tropis. Harga Merbau berkisar antara Rp6 juta hingga Rp9 juta per meter kubik, tergantung kualitas. Asalnya dari Papua dan Maluku, dan diekspor ke pasar Asia dan Eropa. - Kayu Jati (Tectona grandis)
Kayu Jati terkenal karena kekuatan, ketahanan terhadap cuaca, dan keindahan seratnya. Biasa digunakan untuk furnitur mewah dan kapal.
Harga kayu jati premium dari Perhutani berkisar Rp15 juta–Rp20 juta per meter kubik, sedangkan jati rakyat berada di kisaran Rp8 juta–Rp12 juta per meter kubik.
Jika dibandingkan dengan emas, 1 meter kubik kayu jati setara dengan sekitar 10 gram emas. Amerika Serikat dan Eropa merupakan pasar ekspor utamanya. - Kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia)
Kayu Sonokeling, atau rosewood Indonesia, memiliki warna gelap eksotis dengan pola serat indah.
Banyak digunakan untuk alat musik, furnitur mewah, dan kerajinan tangan. Harganya berkisar antara Rp10 juta hingga Rp15 juta per meter kubik, dengan daya tarik utama pada keindahan alami dan kualitas akustiknya. - Kayu Mahoni (Swietenia spp.)
Kayu Mahoni menawarkan warna merah kecoklatan yang elegan dan menjadi pilihan alternatif yang lebih terjangkau dibanding kayu jati.
Serat halusnya membuat finishing lebih sempurna. Mahoni juga digunakan dalam pembuatan instrumen musik karena akustiknya yang baik. Harga berkisar antara Rp5 juta hingga Rp7 juta per meter kubik. - Kayu Mindi (Melia azedarach)
Kayu Mindi dikenal berkat seratnya yang menarik dan warna coklat muda hingga kemerahan.
Ringan, mudah diolah, serta memiliki sifat antibakteri alami, menjadikannya pilihan ideal untuk perabotan ringan dan dekorasi interior. Harga kayu Mindi diperkirakan antara Rp3 juta hingga Rp4,5 juta per meter kubik.
Peluang dan Tantangan
Permintaan dunia terhadap kayu berkualitas asal Indonesia terus meningkat, membuka peluang besar di sektor ekspor. Namun, untuk menjaga kelestarian hutan, penting memastikan semua kegiatan penebangan dan perdagangan kayu dilakukan secara legal dan berkelanjutan.