cara Agar Disukai Bos Dalam Bekerja Sebagai Buruh

Dadang Tri Hatma

sebagai buruh

Di masa mudanya, Nabi Muhammad pernah merasakan kerja keras sebagai buruh. Saat berusia sekitar 20-an, sebelum diangkat menjadi nabi, Muhammad bekerja untuk seorang pengusaha kaya bernama Khadijah.

Lahir pada tahun 570 M, Muhammad dipercaya mengelola jalur perdagangan Khadijah dari Makkah ke berbagai wilayah di Jazirah Arab. Berkat kejujuran dan etos kerjanya yang luar biasa, ia menjadi pekerja yang disukai dan mendapat bayaran besar di zamannya.

Meski detail gaji atau perhitungannya tidak tercatat secara pasti, ada riwayat yang menyebutkan bahwa Muhammad pernah menerima bayaran berupa empat ekor unta — jumlah yang cukup besar di masa itu.

Perjalanan Muhammad Sebelum Bekerja pada Khadijah

Sebelum menjadi pegawai Khadijah, Muhammad sudah memiliki pengalaman kerja sebagai penggembala kambing. Ia menjalani profesi ini demi membantu pamannya, Abu Talib, yang menjadi tulang punggung keluarga.

Dalam buku Muhammad: Sang Nabi (2006) karya Karen Armstrong, diceritakan bahwa Muhammad menggembalakan kambing milik keluarganya sendiri dan keluarga lain. Upah yang didapat pun ia serahkan kepada Abu Talib untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Saat menjadi penggembala, Muhammad dikenal karena kejujuran dan sifatnya yang bisa dipercaya. Dua karakter ini membuatnya dihormati banyak orang dan memiliki reputasi baik.

Awal Bekerja dengan Khadijah

Berkat reputasi baiknya, Muhammad dengan mudah diterima bekerja oleh Khadijah. Bahkan, ketika Abu Talib mengajukan permintaan agar Muhammad dibayar dua kali lipat lebih besar, Khadijah langsung menyetujuinya.

Khadijah melihat Muhammad sebagai pekerja yang berbeda — berpengalaman, jujur, dan bertanggung jawab. Selama berdagang, Muhammad selalu bersikap adil dan tidak pernah menipu pembeli. Akibatnya, barang dagangan yang ia bawa selalu laris manis.

Dalam buku Khadija: The First Muslim and the Wife of the Prophet Muhammad (2007), Resit Haylamaz menulis bahwa Khadijah merasa bangga dengan kinerja Muhammad. Ia bahkan menyadari bahwa keuntungan bisnisnya berlipat ganda setiap kali Muhammad yang memimpin perdagangan.

Rasa kagum Khadijah pun berkembang menjadi perasaan pribadi. Sejarah mencatat, pada tahun 595 M, Muhammad dan Khadijah menikah. Mereka dikaruniai enam anak — dua laki-laki dan empat perempuan.

Setelah menikah, Muhammad tetap aktif membantu Khadijah dalam menjalankan bisnis. Ia sering turun langsung memantau perdagangan agar berjalan lancar.

Sebagai seorang nabi, Muhammad juga mewariskan teladan baik bagi para pekerja dan pengusaha. Salah satu pesannya yang terkenal berbunyi:

“Bayarlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.”

Pesan ini menjadi pengingat agar pemilik usaha menghargai kerja keras buruh dan memastikan upah mereka dibayar tepat waktu.

Penulis:

Dadang Tri Hatma

Related Post

Tinggalkan komentar