Pimpinan Ericsson: Indonesia Perlu Melakukan “Refarming” Spektrum Mid-band untuk Jaringan 5G

Faqih Ahmd

Ilustrasi tram di booth Ericsson di Mobile World Congress (MWC) 2025 Barcelona, Spanyol, Senin (3/3/2025).

(KININEWS) – Perusahaan teknologi jaringan asal Swedia, Ericsson, menyoroti perlunya alokasi spektrum menengah (mid-band) yang lebih besar untuk optimalisasi jaringan 5G di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh SVP dan Head of Ericsson Southeast Asia, Oceania, and India, Andres Vicente, dalam wawancara dengan jurnalis KOMPAS.com, Bill Clinten, di stan Ericsson dalam ajang Mobile World Congress (MWC) 2025 di Barcelona, Spanyol, pada Rabu (5/3/2025).

“Jaringan 5G sangat bergantung pada spektrum mid-band (1-6 GHz), dan ketersediaannya di Indonesia saat ini masih belum mencukupi untuk menghadirkan layanan 5G yang optimal,” ujar Andres. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pemerintah Indonesia untuk mengalokasikan ulang atau melakukan refarming spektrum mid-band agar operator seluler dapat mengembangkan jaringan 5G dengan lebih baik.

Selain refarming, Andres juga menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan langkah-langkah lain guna mempermudah operator dalam menggelar jaringan 5G. Salah satunya adalah memberikan subsidi terkait biaya yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur pasif. Subsidi ini dapat mencakup bantuan biaya dan perlengkapan untuk menara (tower) yang digunakan untuk memasang base transceiver station (BTS), serta subsidi konsumsi listrik untuk operasional tower tersebut.

Menurut Andres, subsidi ini sangat penting karena investasi untuk membangun jaringan 5G memerlukan biaya besar, dan subsidi dapat membantu operator seluler mendapatkan kembali modal mereka (return capital) dalam waktu yang lebih singkat. “Biasanya, operator seluler membutuhkan waktu lama untuk mencapai return capital, sehingga subsidi dapat mempercepat proses tersebut,” jelasnya.

Sebagai contoh, Andres mengungkapkan bahwa pemerintah Spanyol saat ini telah mendukung pengembangan jaringan 5G dengan memberikan subsidi bagi pembangunan menara serta infrastruktur terkait lainnya.

Selain bantuan finansial, pemerintah Indonesia juga dapat berperan dalam memperkenalkan ekosistem 5G yang lebih luas. Andres menekankan bahwa regulasi dan inovasi yang didukung pemerintah sangat berpengaruh dalam perkembangan jaringan 5G di Indonesia, termasuk dalam mendorong perusahaan rintisan (startup) yang berfokus pada layanan berbasis 5G. “Pemerintah memiliki peran penting dalam membangun ekosistem dan inovasi 5G di Indonesia,” tutupnya.

Penulis:

Faqih Ahmd

Related Post

Tinggalkan komentar