Pemudik Perlu Dibekali Pemahaman Mitigasi Bencana

Dadang Tri Hatma

Gempa-Tsunami Hantam RI Saat Mudik Lebaran, Ini Peringatan BMKG

Hari Raya Idulfitri semakin dekat, dan tradisi mudik Lebaran bukan sekadar perjalanan pulang kampung, melainkan sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia.

Namun, perjalanan mudik — terutama lewat jalur darat — punya tantangan tersendiri. Salah satunya adalah risiko bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. Letak geografis Indonesia yang berada di kawasan rawan gempa membuat hal ini perlu diwaspadai.

Menurut data Pusgen (2024), ada 14 segmen sumber gempa subduksi/megathrust dan 402 segmen sesar aktif di Indonesia. Karena gempa dan tsunami adalah fenomena alam yang belum bisa diprediksi, kejadiannya bisa berlangsung sewaktu-waktu.

Catatan BMKG menunjukkan bahwa selama periode perayaan besar seperti Idulfitri, Natal, dan Iduladha, telah terjadi 16 gempa dan tsunami merusak, di antaranya:

  • Tsunami Biak (1996) saat Idulfitri
  • Gempa Pariaman (2009) saat Idulfitri
  • Tsunami Selat Sunda (2018) saat Natal
  • Gempa Nias (2021) saat Idulfitri
  • Gempa Kep. Mentawai (2023) saat Idulfitri
  • Gempa Ransiki (2024) saat Idulfitri

Pemerintah memprediksi arus mudik tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya. Moda transportasi darat diperkirakan mendominasi perjalanan, terutama ke wilayah rawan gempa seperti:

  • Pulau Jawa (25 segmen sesar)
  • Bali dan Nusa Tenggara (49 segmen sesar)
  • Sumatra (56 segmen sesar)

Mitigasi Bencana: 9 Kesiapsiagaan Penting bagi Pemudik

Agar perjalanan mudik lebih aman, pemudik perlu dibekali pemahaman mitigasi bencana. Berikut sembilan hal penting yang wajib diperhatikan:

  1. Kenali Jalur Sesar Aktif
    Gempa kuat bisa memicu rekahan permukaan jalan akibat pergeseran jalur sesar. Pemudik perlu tahu wilayah rawan ini untuk mencari jalur alternatif.
  2. Waspadai Kerusakan Jalan (Ground Failure)
    Tanah lunak yang berguncang hebat bisa menyebabkan jalan retak atau amblas. Jika kondisi jalan terlihat berbahaya, sebaiknya cari rute lain.
  3. Zona Likuifaksi
    Gempa dapat memicu likuifaksi, di mana tanah kehilangan kekuatan dan berubah seperti lumpur. Pemudik harus mengenali area yang berpotensi mengalami fenomena ini.
  4. Jaga Jarak Aman Antar Kendaraan
    Guncangan mendadak di tengah konvoi kendaraan bisa memicu tabrakan beruntun. Pastikan selalu ada jarak aman.
  5. Hentikan Kendaraan Saat Guncangan Tak Lazim
    Gempa saat kendaraan melaju kencang bisa menyebabkan roda selip, mobil terlempar, bahkan terbalik. Segera melambat, menepi, dan cari lokasi berhenti yang aman.
  6. Perhatikan Lokasi Berhenti
    Jangan berhenti di dekat bangunan yang berisiko roboh, seperti tembok, baliho, monumen, atau kabel listrik. Pastikan tempat berhenti bebas dari ancaman runtuhan.
  7. Waspada Saat Melintasi Flyover
    Gempa besar bisa merusak atau meruntuhkan jalan layang. Hindari berhenti di flyover atau jembatan saat terjadi guncangan.
  8. Hindari Perbukitan Pasca Gempa
    Gempa di wilayah perbukitan bisa memicu longsor. Sebaiknya hindari jalur perbukitan setelah gempa atau saat hujan deras.
  9. Siap Menghadapi Tsunami
    Gempa dangkal di laut bisa memicu tsunami yang menyapu jalur mudik di wilayah pesisir. Pastikan Anda punya aplikasi BMKG untuk peringatan dini tsunami dan hindari rute pantai jika ada peringatan.

“Semoga perjalanan mudik tahun ini aman, lancar, dan para pemudik sampai tujuan dengan selamat,” ujar Daryono, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG.

Penulis:

Dadang Tri Hatma

Related Post

Tinggalkan komentar