Jokowi Bertemu Macron di Vatikan, Salurkan Duka Dunia

Nida Ulfa

Jakarta – Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Vatikan, di sela-sela pemakaman Paus Fransiskus pada Sabtu, 26 April 2025. Pertemuan yang berlangsung di lapangan Basilika Santo Petrus ini memperlihatkan kedekatan kedua pemimpin dalam momen penuh haru tersebut. Misa pemakaman Paus Fransiskus, yang dihadiri oleh pemimpin dunia dari berbagai negara, menjadi latar belakang bagi pertemuan penting ini.

Dalam video yang diterima detikcom pada Minggu, 27 April 2025, Jokowi terlihat mengenakan setelan jas hitam dan peci. Ketika bertemu dengan Presiden Macron, keduanya saling berjabat tangan dan terlibat dalam percakapan yang tampak hangat dan akrab. Momen ini mencerminkan hubungan baik antara Indonesia dan Prancis, serta hubungan internasional yang erat di tengah duka global atas wafatnya Paus Fransiskus.

Jokowi hadir di pemakaman tersebut sebagai utusan Presiden Prabowo Subianto. Selain Jokowi, ada pula tiga utusan lainnya yang turut hadir, yaitu Menteri HAM Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, serta Ignatius Jonan, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia dan juga ketua panitia penyambutan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada tahun 2024. Kehadiran mereka menunjukkan peran aktif Indonesia dalam urusan global, khususnya yang menyangkut perdamaian dan dialog antaragama.

Selama misa pemakaman yang penuh khidmat, Jokowi duduk di deretan paling depan, sejajar dengan sejumlah pemimpin dunia, seperti Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Deretan kursi yang ditempati oleh Jokowi dikhususkan bagi perwakilan negara-negara penting, menunjukkan penghormatan tinggi terhadap Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar dan juga sebagai negara yang aktif dalam menjaga perdamaian dunia.

Jokowi hadir dalam pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, duduk di barisan utama bersama Trump, Zelensky, Macron, dan Mohammed bin Zayed, Sabtu, 26 April 2025.

Jokowi melalui akun Instagram pribadinya juga membagikan beberapa momen dari prosesi pemakaman tersebut, termasuk saat dirinya bersama tiga utusan lainnya diberikan kesempatan untuk berdoa di depan peti jenazah Paus Fransiskus yang terletak di dalam Basilika Santo Petrus. Jokowi mengungkapkan rasa duka cita yang mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus, seorang tokoh yang telah memberikan warisan besar dalam dunia perdamaian, kerendahan hati, dan kasih sayang tanpa batas.

“Indonesia merasa kehilangan atas wafatnya Paus Fransiskus, seorang panutan yang meninggalkan warisan perdamaian dan kerendahan hati yang begitu besar bagi umat manusia. Kami mengucapkan duka cita yang mendalam, dan berharap agar beliau beristirahat dalam damai abadi,” ujar Jokowi dalam video yang dibagikan kepada publik. “Ini adalah kehilangan besar bagi dunia, dan kami ingin menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto dan seluruh umat Katolik di Indonesia.”

Selain mengenang Paus Fransiskus sebagai seorang pemimpin spiritual yang memperjuangkan perdamaian dan toleransi, Jokowi juga menyampaikan doa agar Paus Fransiskus diterima di pangkuan Tuhan Yang Maha Kasih. Ucapan doa ini merupakan bentuk penghormatan dari Indonesia atas jasa Paus Fransiskus dalam mempromosikan nilai-nilai kasih sayang universal, yang melampaui batasan agama dan negara.

Pemakaman Paus Fransiskus pada 26 April 2025 berlangsung di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, Italia, setelah melalui serangkaian prosesi misa yang berlangsung dengan penuh kedamaian dan rasa hormat. Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 87 tahun setelah memimpin Gereja Katolik selama lebih dari satu dekade. Pemakaman tersebut dihadiri oleh banyak pemimpin dunia, tokoh agama, serta umat Katolik dari berbagai penjuru dunia.

Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka yang mendalam, namun juga mengingatkan kita akan warisan yang telah beliau tinggalkan untuk dunia—terutama tentang pentingnya perdamaian, dialog antaragama, serta kesetaraan di tengah keberagaman.

Baca Juga : Lili Pintauli Jadi Stafsus Tangsel, Apa yang Membedakan?

Penulis:

Nida Ulfa

Related Post

Tinggalkan komentar