Ledakan Besar Guncang Pelabuhan Iran, 14 Tewas

Nida Ulfa

Ledakan Dahsyat di Tengah Perundingan Nuklir

TEHERAN — Ledakan hebat melanda Pelabuhan Shahid Rajaei di Iran selatan pada Sabtu (26/4/2025), menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai lebih dari 750 lainnya. Insiden tragis ini terjadi saat Iran dan Amerika Serikat menggelar putaran ketiga perundingan terkait program nuklir Teheran di Oman.

Pelabuhan Terkait Pengiriman Bahan Kimia Berbahaya

Pelabuhan Shahid Rajaei disebut terkait dengan pengiriman bahan kimia industri, termasuk natrium perklorat — komponen penting dalam pembuatan bahan bakar padat rudal balistik. Menurut laporan dari perusahaan keamanan Ambrey, bahan kimia ini dikirim dari China dan tiba di pelabuhan pada bulan Maret. Meski demikian, otoritas Iran belum secara resmi mengakui keberadaan kiriman tersebut.

Penyebab Ledakan Masih Misterius

Hingga kini, belum ada penjelasan resmi mengenai penyebab pasti ledakan. Namun, sejumlah laporan mengindikasikan adanya kesalahan dalam penanganan bahan kimia berbahaya. Media sosial memperlihatkan rekaman asap merah tebal sebelum ledakan besar terjadi, yang menunjukkan adanya keterlibatan senyawa kimia.

Seorang pejabat lokal, Mehrdad Hasanzadeh, mengonfirmasi bahwa ledakan berasal dari kontainer di area pelabuhan. Kantor berita IRNA menyebutkan bahwa ledakan juga menyebabkan keruntuhan beberapa bangunan di sekitar pelabuhan.

Dugaan Sabotase dan Ancaman Keamanan

Meski tidak ada tuduhan resmi, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi sebelumnya mengingatkan tentang kemungkinan upaya sabotase menjelang perundingan nuklir. Iran memang dalam kondisi siaga tinggi, mengingat sejarah serangan siber dan operasi sabotase terhadap fasilitas strategis mereka.

Pelabuhan Shahid Rajaei sendiri pernah menjadi target serangan siber besar pada tahun 2020 yang diduga melibatkan Israel, menambah spekulasi tentang penyebab insiden terbaru ini.

Dampak Strategis di Selat Hormuz

Pelabuhan Shahid Rajaei terletak di Provinsi Hormozgan, dekat Selat Hormuz — jalur vital yang dilalui sekitar 20% perdagangan minyak dunia. Gangguan di pelabuhan ini memicu kekhawatiran akan stabilitas logistik energi global.

Sebagai respons, Kementerian Dalam Negeri Iran telah meluncurkan penyelidikan penuh atas insiden ini. Presiden Iran Masoud Pezeshkian turut menyampaikan belasungkawa kepada korban dan berjanji akan meningkatkan standar keamanan di pelabuhan-pelabuhan strategis.

Tragedi yang Mengingatkan Dunia

Ledakan ini mengingatkan dunia pada tragedi Pelabuhan Beirut tahun 2020, di mana lebih dari 200 orang tewas akibat ledakan amonium nitrat. Insiden di Shahid Rajaei menimbulkan pertanyaan serius tentang pengelolaan dan penyimpanan bahan berbahaya di Iran, serta perlunya reformasi besar dalam protokol keamanan nasional.

Baca Juga : Kashmir Memanas: Dunia Cemaskan Potensi Perang Terbuka India-Pakistan

Penulis:

Nida Ulfa

Related Post

Tinggalkan komentar