Gatot Vs Hercules: Amarah Sang Jenderal Pecah di Publik

Nida Ulfa

Pertarungan kata-kata yang panas terjadi di ruang publik antara mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan tokoh ormas Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB), Rosario de Marshall alias Hercules. Dalam sebuah podcast bersama Refly Harun yang tayang pada Kamis (1/5/2025), Gatot secara tegas mengecam pernyataan Hercules yang dianggap menghina para purnawirawan TNI, terutama Letjen (Purn) Sutiyoso.

“Kurang ajar ini orang. Tidak tahu diri, merasa paling hebat,” ujar Gatot dengan nada tinggi. Ia menyebut bahwa Hercules telah melecehkan kehormatan para purnawirawan, terutama dengan pernyataannya yang menyindir keras Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta dan tokoh senior Kopassus yang dikenal berjasa besar bagi negara.

Gatot menekankan bahwa Sutiyoso bukan hanya tokoh militer senior, tetapi juga seorang negarawan yang tak mungkin terlibat dalam upaya kudeta seperti yang dituduhkan atau disinyalir oleh Hercules. “Sutiyoso bintang tiga. Saya juga purnawirawan. Kamu bicara seenaknya, seolah-olah lupa bahwa kamu bisa sampai Jakarta dulu pun karena jasa para purnawirawan,” tegas Gatot.

Tak hanya menyerang ucapan Hercules, Gatot juga menyoroti perilaku organisasi yang dipimpin Hercules. Ia menuding GRIB sebagai ormas yang menyimpang dari semangat kebangsaan. “Di Jawa Barat, kalau mau dapat dukungan GRIB, harus cintai GRIB dulu baru rakyat. Ini salah kaprah. Gubernur dipilih rakyat, bukan GRIB,” katanya.

Gatot juga menyoroti kasus kekerasan yang diduga melibatkan ormas di Depok. Ia menyebut insiden itu sebagai bentuk ancaman terhadap kewibawaan negara. “Polisi datang menjalankan tugas, malah dilawan, dikepung, bahkan mobilnya dibakar. Ini negara apa?” ujar Gatot, menegaskan bahwa ormas tidak boleh menjadi kekuatan liar yang mengancam hukum dan keamanan.

Lebih lanjut, Gatot menyampaikan bahwa para purnawirawan tidak pernah memiliki agenda kudeta atau makar. “Delapan tuntutan yang diajukan purnawirawan kepada Presiden bukan untuk menjatuhkan kekuasaan, tapi untuk memperbaiki arah bangsa. Hanya soal IKN yang tidak kami dukung,” jelasnya.

Ia juga mempertanyakan kontribusi nyata Hercules terhadap bangsa. “Purnawirawan itu gila mencintai negara. Presiden saya dulu juga purnawirawan. Kamu itu apa jasamu buat bangsa ini?” katanya dengan nada tajam.

Menurut Gatot, jika negara ini dikuasai oleh preman berkedok ormas, kehancuran hanya tinggal menunggu waktu. “Pabrik-pabrik akan lari ke luar negeri. Investor takut. Preman jangan diberi tempat dalam urusan negara,” ucapnya mengingatkan.

Pernyataan keras Gatot ini muncul sebagai respons atas video Hercules yang beredar sebelumnya. Dalam video itu, Hercules menyindir keras para purnawirawan yang mengajukan tuntutan untuk mendepak Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, menyebut mereka hanya sakit hati karena kalah dalam Pilpres 2024. Hercules bahkan menyerang pribadi Sutiyoso dengan kalimat kasar, menyebut “mulutnya sudah bau tanah.”

Pernyataan tersebut dianggap sebagai penghinaan langsung terhadap para purnawirawan dan menyalakan api perlawanan dari kalangan militer senior. Gatot yang selama ini dikenal tenang, akhirnya memilih bersuara lantang. “Saya bicara keras kali ini karena harus menggunakan bahasa yang dimengerti preman. Kalau negara ini dikuasai preman, tamatlah,” tegasnya.

Ketegangan ini menjadi gambaran bahwa konflik antara elite sipil non-formal dan tokoh militer pensiunan bisa berpotensi meruncing jika tidak diredam. Di tengah tahun politik dan transisi kekuasaan, suara para purnawirawan tetap menjadi kekuatan moral yang perlu dihormati, bukan dihina.

Baca Juga : Ponsel Lipat Tiga Huawei Rilis di RI, Harganya Fantastis!

Penulis:

Nida Ulfa

Related Post

Tinggalkan komentar