Inggris-Prancis Bahas Pengakuan Palestina di PBB 2025

Nida Ulfa

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan pada hari Rabu bahwa Inggris menginginkan pengakuan sebagai bagian dari langkah menuju solusi dua negara untuk krisis berkepanjangan Israel-Palestina, bukan sekadar tindakan simbolis.
Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan pada hari Rabu bahwa Inggris menginginkan pengakuan sebagai bagian dari langkah menuju solusi dua negara untuk krisis berkepanjangan Israel-Palestina, bukan sekadar tindakan simbolis.

Inggris-Prancis Bahas Pengakuan Palestina di PBB 2025

Isi Artikel Panjang:

Inggris, Prancis, dan Arab Saudi Bahas Pengakuan Negara Palestina Jelang Konferensi PBB Juni 2025

Inggris sedang menjalin diskusi intensif dengan Prancis dan Arab Saudi mengenai kemungkinan pengakuan resmi terhadap negara Palestina. Wacana ini menjadi sorotan dunia menjelang Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dijadwalkan berlangsung pada bulan Juni 2025 di New York. Pertemuan tersebut akan dipimpin oleh Prancis dan Arab Saudi, dua negara yang aktif membentuk aliansi global demi mendorong lahirnya negara Palestina yang merdeka di samping Israel.

Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, dalam pernyataannya pada Rabu lalu menegaskan bahwa Inggris tidak menginginkan pengakuan negara Palestina semata-mata sebagai tindakan simbolis. Ia menegaskan, pengakuan tersebut harus menjadi bagian dari solusi yang lebih luas, yaitu pembentukan dua negara yang hidup berdampingan secara damai—Israel dan Palestina.

“Kami tidak ingin sekadar melakukan tindakan simbolik. Kami ingin pengakuan ini menjadi langkah nyata menuju solusi dua negara,” ujar Lammy di hadapan sebuah komite di House of Lords, majelis tinggi parlemen Inggris.

Pernyataan Lammy datang tak lama setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa negaranya mungkin akan menggunakan forum Konferensi PBB untuk secara resmi mengakui negara Palestina. Hal ini mencerminkan adanya peningkatan tekanan diplomatik dari negara-negara Eropa dan Arab untuk mencari solusi permanen terhadap konflik Israel-Palestina, terutama setelah pecahnya perang baru antara Hamas dan Israel tahun lalu.

Konferensi di New York nanti menjadi krusial karena untuk pertama kalinya negara-negara besar seperti Prancis dan Inggris menunjukkan keterbukaan terhadap pengakuan negara Palestina secara resmi di level internasional. Apalagi, kedua negara adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB, sehingga langkah mereka akan memiliki dampak politik dan diplomatik yang signifikan.

Dalam pernyataannya, Lammy juga menyoroti bahwa jutaan rakyat Palestina telah hidup tanpa negara yang diakui selama beberapa dekade. “Tidak dapat diterima jika ada sekelompok orang yang hidup tanpa negara lebih lama dari saya,” katanya, mengacu pada lamanya krisis Palestina yang telah berlangsung selama lebih dari 75 tahun.

Lammy juga menyebut sejumlah negara Eropa seperti Irlandia, Spanyol, dan Norwegia yang baru-baru ini mengambil langkah resmi mengakui Palestina sebagai negara. Namun, ia mengingatkan bahwa pengakuan saja tidak cukup jika tidak diiringi dengan perubahan nyata di lapangan. “Apakah banyak perubahan terjadi di lapangan? Kesimpulan yang menyedihkan adalah tidak. Jadi kami selalu mengatakan bahwa pengakuan bukanlah tujuan itu sendiri. Dua negara adalah tujuan,” ujarnya.

Saat ini, mayoritas negara anggota PBB memang telah mengakui negara Palestina secara resmi. Namun, dukungan dari negara-negara besar Eropa seperti Inggris dan Prancis dapat menjadi titik balik penting dalam diplomasi Timur Tengah dan memperkuat posisi Palestina di forum-forum internasional.

Baca Juga : Buah & Sayur Langka yang Kini Nyaris Menghilang

Penulis:

Nida Ulfa

Related Post

Tinggalkan komentar