Kontroversi AfD: JD Vance Serang Elite Jerman

Nida Ulfa

Wakil Presiden AS JD Vance mengkritik elite Jerman karena mencoba menghancurkan partai politik ekstrem sayap kanan, Alternative for Germany (AfD).
Wakil Presiden AS JD Vance mengkritik elite Jerman karena mencoba menghancurkan partai politik ekstrem sayap kanan, Alternative for Germany (AfD).

JD Vance Bela AfD, Sebut Tindakan Elite Jerman sebagai Ancaman Demokrasi

Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, melontarkan kritik tajam terhadap pemerintah Jerman atas perlakuan terhadap partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD). Ia menilai para elit politik Jerman berusaha menghancurkan partai yang disebutnya sebagai “paling populer” di negara tersebut, khususnya di kawasan Jerman Timur.

“Sekarang para birokrat mencoba menghancurkannya,” ujar Vance dalam unggahan di akun X miliknya, Sabtu (3/5).

Tuduhan: Elit Jerman Bangun Kembali “Tembok Berlin”

Dalam pernyataannya, Vance menyinggung sejarah Tembok Berlin, simbol pemisahan ideologis antara Jerman Timur dan Barat selama era Perang Dingin. Ia menuding bahwa tindakan elite Jerman saat ini mirip dengan membangun kembali “tembok” itu, kali ini dalam bentuk pembatasan politik terhadap oposisi.

“Dulu Barat meruntuhkan Tembok Berlin bersama-sama. Dan kini tembok itu dibangun kembali, bukan oleh Soviet atau Rusia, tetapi oleh para elite Jerman sendiri,” tulis Vance.

Dukungan dari Sekretaris Luar Negeri AS Marco Rubio

Pernyataan Vance muncul sebagai tanggapan atas unggahan Marco Rubio, Sekretaris Luar Negeri AS, yang juga mengkritik keputusan pemerintah Jerman untuk memberikan kekuasaan lebih besar kepada Badan Intelijen Domestik Jerman (BfV) guna mengawasi AfD.

Rubio menyebut langkah tersebut sebagai bentuk tirani terselubung, bukan demokrasi. Ia bahkan menyoroti bahwa AfD meraih posisi kedua dalam pemilu terakhir, menunjukkan besarnya dukungan publik.

“Yang benar-benar ekstrem bukanlah AfD, melainkan kebijakan perbatasan terbuka yang mematikan dari pihak penguasa,” tulis Rubio.

AfD: Populer tapi Penuh Kontroversi

AfD dikenal luas karena pandangannya yang keras terhadap imigrasi, serta kerap dituding menyebarkan xenofobia dan Islamofobia. Partai ini telah menjadi objek penyelidikan intelijen Jerman dalam beberapa tahun terakhir.

BfV resmi mengklasifikasikan AfD sebagai kelompok ekstremis sayap kanan, yang menurut mereka aktif merongrong prinsip demokrasi dan kebebasan di Jerman.

“Partai ingin menghapus sejumlah kelompok dari partisipasi sosial di Jerman,” sebut BfV dalam pernyataan resminya, Jumat (2/5).

Langkah Intelijen: Pemantauan Ketat terhadap AfD

Dengan klasifikasi sebagai ekstremis, BfV kini berwenang untuk:

  • Menyadap komunikasi AfD, termasuk telepon dan pesan.
  • Menempatkan agen rahasia untuk memantau aktivitas internal partai.
  • Mengawasi lebih jauh afiliasi dan cabang-cabang partai di seluruh wilayah Jerman.

Beberapa cabang lokal AfD bahkan sudah lebih dulu diberi label kelompok ekstremis, memperkuat narasi bahwa partai ini menjadi ancaman terhadap pluralisme dan inklusivitas masyarakat Jerman.


Apakah Anda ingin versi artikel ini dalam format HTML atau ingin menambahkan infografis pendukung?

4o

Anda bilang:

judulnya terlalu panjang

ChatGPT bilang:

Berikut beberapa alternatif judul yang lebih singkat namun tetap menarik dan SEO-friendly:

  1. Wapres AS Kritik Jerman: AfD Dihancurkan Elit Politik
  2. JD Vance: Jerman Bangun Kembali Tembok Berlin?
  3. AfD Diawasi Ketat, Wapres AS Tuduh Jerman Anti-Demokrasi
  4. Kontroversi AfD: JD Vance Serang Elite Jerman
  5. Amerika Serikat Bela AfD, Kritik Intelijen

Baca Juga : Dedi Mulyadi: “KB Solusi Konkret Atasi Kemiskinan”

Penulis:

Nida Ulfa

Related Post

Tinggalkan komentar