Kendal – Senin, 5 Mei 2025
Sebanyak 36 biksu yang sedang menjalani ritual spiritual thudong tiba di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, setelah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan dari Thailand menuju Indonesia. Mereka disambut hangat oleh ratusan warga saat melintasi kawasan Pantura Weleri, Kendal, pada Senin siang, sekitar pukul 11.30 WIB.
Momen langka ini menjadi pusat perhatian masyarakat yang berbondong-bondong menyambut para biksu dengan penuh antusiasme. Banyak warga terlihat berdiri berjajar di tepi jalan, melambaikan tangan, mengabadikan momen dengan kamera ponsel, bahkan memberikan air minum dan makanan ringan sebagai bentuk penghormatan.
Ritual Thudong: Perjalanan Spiritual Lintas Negara
Ritual thudong adalah tradisi berjalan kaki jarak jauh yang dilakukan oleh para biksu sebagai bentuk latihan batin, pengendalian diri, dan meditasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perjalanan ini, para biksu hanya membawa barang-barang sederhana di punggung dan mengandalkan kemurahan hati masyarakat di sepanjang rute.
Awalnya, jumlah peserta dalam perjalanan ini mencapai 38 biksu. Namun, dua biksu asal Thailand terpaksa berhenti karena mengalami gangguan kesehatan dan kini tengah menjalani perawatan. Dengan demikian, hanya 36 biksu yang melanjutkan perjalanan hingga ke Kendal.
Para biksu ini berasal dari berbagai negara, termasuk Thailand, Malaysia, Kamboja, Singapura, Amerika Serikat, dan Indonesia. Salah satu peserta, Bhante Bing dari Malaysia, menyampaikan bahwa meskipun perjalanan ini sangat berat, keramahan dan dukungan masyarakat Indonesia menjadi sumber semangat yang luar biasa bagi para biksu.
“Kami merasa diberkati. Masyarakat Indonesia sangat ramah. Dukungan mereka menguatkan kami untuk terus melangkah hingga tujuan akhir di Borobudur,” ujar Bhante Bing dengan senyum hangat.
Menginap di Gereja Katolik: Simbol Toleransi Antarumat Beragama
Yang menarik, para biksu ini akan bermalam di Gereja Katolik Santo Antonius Padua, Kendal. Keputusan ini menjadi sorotan dan simbol nyata dari kerukunan serta toleransi antarumat beragama di Indonesia.
Pihak gereja menyambut kedatangan para biksu dengan penuh keterbukaan. Umat Katolik di sekitar gereja pun turut membantu menyediakan makanan dan tempat istirahat sederhana bagi para tamu spiritual tersebut.
Romo Antonius Jatmiko, pastor kepala Gereja St. Antonius Padua, menyatakan kebahagiaannya bisa turut serta dalam menyambut para biksu.
“Ini adalah momen luar biasa. Kami merasa terhormat bisa menjadi bagian dari perjalanan suci ini. Toleransi adalah wajah sejati Indonesia,” ujar Romo Jatmiko.
Menuju Borobudur, Menjelang Waisak 2025
Perjalanan para biksu ini dijadwalkan berakhir di Candi Borobudur pada 10 Mei 2025. Mereka akan mengikuti perayaan Tri Suci Waisak, yang akan dilangsungkan pada 12 Mei 2025. Candi Borobudur, sebagai salah satu situs suci umat Buddha, akan menjadi titik temu ribuan umat dari berbagai belahan dunia dalam perayaan besar tersebut.
Dalam sisa perjalanannya, para biksu masih harus melewati beberapa kota lagi, termasuk Semarang, sebelum tiba di Magelang, lokasi Candi Borobudur. Sepanjang perjalanan, masyarakat terus diimbau untuk menghormati dan mendukung para biksu, sembari tetap menjaga ketertiban umum.
Catatan Redaksi:
Ritual thudong adalah pengingat bahwa perjalanan spiritual tak selalu tentang keheningan, tetapi juga tentang keterhubungan. Kisah para biksu ini adalah narasi toleransi, kesabaran, dan kemanusiaan yang layak diapresiasi di tengah kehidupan modern yang serba cepat.
Baca Juga : Libur Panjang Menanti! Ini Jadwal Tanggal Merah Mei 2025