Hari Kedua Konklaf Belum Hasilkan Paus Baru

Nida Ulfa

Asap hitam kembali muncul dari cerobong asap di atas Kapel Sistina, Vatikan, hari ini Kamis (8/5). Ini menandakan belum ada Paus yang terpilih dalam pemungutan suara di hari kedua Conclave.
Asap hitam kembali muncul dari cerobong asap di atas Kapel Sistina, Vatikan, hari ini Kamis (8/5). Ini menandakan belum ada Paus yang terpilih dalam pemungutan suara di hari kedua Conclave.

Kapel Sistina Masih Menanti Pemimpin Baru Umat Katolik

Vatikan, 8 Mei — Langit di atas Kapel Sistina kembali menghitam oleh asap pada Kamis pagi waktu setempat. Isyarat yang tak asing bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia: belum ada Paus baru yang terpilih dalam hari kedua konklaf yang berlangsung penuh kehati-hatian dan doa.

Sebanyak 133 kardinal dari berbagai penjuru dunia telah berkumpul sejak Rabu (7/5) untuk menjalani proses konklaf—ritual tertutup yang sarat tradisi guna memilih pemimpin tertinggi Gereja Katolik, pasca wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April lalu.

Baca Juga : 133 Kardinal Pilih Paus Baru: Sejarah di Kapel Sistina

Mencari Suara Dua Pertiga: Proses Voting yang Ketat

Konklaf hari ini dijadwalkan dengan maksimal empat putaran pemungutan suara: dua di pagi hari, dan dua di sore hari. Voting pagi digelar sekitar pukul 10.30 hingga 12.30 waktu Vatikan. Bila tak ada hasil mayoritas dua pertiga suara, maka sore harinya proses kembali dilanjutkan pada pukul 17.30 hingga 19.00.

Hingga asap hitam terakhir terlihat membumbung dari cerobong Kapel Sistina, belum ada nama yang mengantongi dukungan cukup untuk dinobatkan sebagai Uskup Roma yang baru.

Tradisi dan Misteri Konklaf

Pemilihan paus adalah proses kuno nan sakral. Meski kini dilakukan dengan teknologi keamanan tinggi, para kardinal tetap menulis pilihan mereka secara manual di surat suara. Setelah dihitung, surat suara dibakar—hasilnya ditentukan oleh warna asap: putih untuk terpilihnya Paus baru, hitam untuk sebaliknya.

Durasi konklaf bisa sangat bervariasi. Beberapa pemimpin terpilih hanya dalam beberapa jam, sementara yang lain memerlukan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Paus Fransiskus sendiri, ketika terpilih pada 2013, hanya memerlukan dua hari untuk mengamankan suara mayoritas.

Baca Juga : Jokowi Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus atas Nama Bangsa Indonesia

Dunia Menanti Asap Putih

Seluruh dunia kini kembali menanti, dengan mata tertuju ke cerobong kecil di atas Kapel Sistina. Akankah besok menjadi hari bersejarah? Ataukah asap hitam akan kembali menjadi simbol penantian?

Yang pasti, suara lonceng besar Basilika Santo Petrus dan putihnya asap akan menandai lahirnya era baru bagi Gereja Katolik.

Baca Juga : Vaksin TBC Bill Gates Uji Coba di Indonesia

Penulis:

Nida Ulfa

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar