Kisruh Double Long Lap Penalty Warnai MotoGP Prancis 2025

Nida Ulfa

Double long lap penalty di MotoGP Prancis 2025
Double long lap penalty di MotoGP Prancis 2025. (Foto: AFP/LOIC VENANCE)

Le Mans, Prancis – Seri MotoGP Prancis 2025 di Sirkuit Le Mans akhir pekan ini menyisakan kontroversi besar setelah lebih dari sepuluh pebalap harus menjalani double long lap penalty akibat pelanggaran aturan baru yang belum sepenuhnya dipahami oleh banyak tim. Di tengah kekacauan tersebut, pebalap tuan rumah Johann Zarco justru tampil gemilang dan mencetak sejarah sebagai pebalap Prancis pertama yang memenangkan GP Prancis dalam 71 tahun terakhir.

Aturan Baru Picu Kekacauan MotoGP

Kisruh bermula dari diberlakukannya peraturan baru yang diterapkan menyusul insiden di MotoGP Amerika beberapa pekan lalu. Regulasi ini menetapkan bahwa jika seorang pebalap meninggalkan posisi grid kurang dari tiga menit sebelum dimulainya warm-up lap untuk mengganti motor atau ban, maka mereka secara otomatis akan dikenai double long lap penalty saat balapan berlangsung.

Cuaca di Le Mans yang tak menentu membuat banyak pebalap memutuskan masuk ke pit di saat-saat terakhir untuk mengganti motor dari ban slick ke ban basah atau sebaliknya. Nama-nama besar seperti Marc dan Alex Márquez, Fabio Quartararo, Maverick Vinales, serta Fermin Aldeguer ikut terkena dampaknya.

“Situasinya sangat membingungkan. Tidak ada komunikasi yang jelas dari Race Direction tentang timing penalti ini. Kami hanya mencoba beradaptasi dengan kondisi lintasan,” ujar Alex Márquez kepada media seusai balapan.

Zarco Diuntungkan, Prancis Bersorak

Di tengah kekacauan tersebut, Johann Zarco menjadi satu-satunya pebalap di barisan depan yang tidak terkena penalti. Start bersih dari posisi ketiga, Zarco langsung memimpin balapan sejak lap pertama dan tak pernah melihat ke belakang hingga bendera finis dikibarkan.

Kemenangan ini menjadi momen emosional bagi Zarco dan publik Prancis. Ia menjadi pebalap Prancis pertama sejak Pierre Monneret pada tahun 1954 yang mampu meraih kemenangan di kandang sendiri di kelas utama.

“Ini adalah hari yang tak akan pernah saya lupakan. Menang di depan publik sendiri, di tengah atmosfer seperti ini… sungguh luar biasa,” ujar Zarco dengan mata berkaca-kaca di podium.

Kritik dan Evaluasi

Meski kemenangan Zarco disambut dengan gegap gempita, banyak pihak menyerukan evaluasi atas implementasi peraturan baru. Beberapa tim mengeluhkan kurangnya sosialisasi dan ketidakjelasan dalam penerapan aturan penalti tersebut.

“Saya tidak menyalahkan aturan baru, tapi timing dan cara penyampaiannya perlu diperbaiki. Balapan harusnya tidak ditentukan oleh ketidakpastian teknis,” kata manajer tim Ducati, Davide Tardozzi.

Pihak MotoGP melalui laman resminya menyatakan bahwa regulasi baru ini bertujuan untuk menyederhanakan prosedur start dan menghindari kebingungan seperti yang terjadi di Austin. Meski demikian, mereka terbuka terhadap evaluasi lebih lanjut demi menjaga integritas balapan.

Baca Juga : sejarah Terukir, Zarco Juara MotoGP di Rumah Sendiri

Penulis:

Nida Ulfa

Related Post

Tinggalkan komentar