Kinipedia.com – 13 Mei 2025 – Persaingan sengit di akhir musim Liga 1 2024/2025 semakin terasa dengan lima tim yang masih berjuang untuk menghindari degradasi. PSIS Semarang telah dipastikan turun kasta setelah mengumpulkan hanya 25 poin dari 32 pertandingan. Dengan demikian, posisi degradasi kini tinggal menyisakan dua slot yang akan diperebutkan oleh tim-tim lainnya.
Dengan 25 poin, PSIS tidak lagi bisa menyelamatkan diri meski mengoleksi poin maksimal 31, sementara tim yang berada di peringkat ke-15 sudah mengumpulkan 32 poin, membuat peluang PSIS untuk bertahan tak mungkin tercapai. Sementara itu, tim lainnya seperti Persis Solo, Madura United, Semen Padang, Barito Putera, dan PSS Sleman masih berjuang keras di dua pertandingan tersisa untuk menghindari nasib serupa.
Persis Solo Berpeluang Selamat
Persis Solo menjadi salah satu tim yang berpeluang untuk bertahan di Liga 1. Tim asuhan Ong Kim Swee ini akan menghadapi Dewa United di pekan ke-33 dan membutuhkan kemenangan untuk memastikan posisi aman dari degradasi. Mengingat pertandingan ini akan digelar di Stadion Manahan, markas Persis, kemenangan atas Dewa United akan memastikan mereka tetap bertahan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Pertandingan Krusial Bagi Barito Putera, PSS Sleman, dan Semen Padang
Selain Persis Solo, tiga tim lainnya juga memiliki laga kandang penting yang dapat menentukan nasib mereka. Barito Putera akan menjamu PSM Makassar, PSS Sleman akan bertemu Persija Jakarta, dan Semen Padang akan menghadapi Persik Kediri. Kemenangan di laga kandang ini sangat krusial bagi mereka agar bisa bertahan di Liga 1.
Namun, beberapa faktor eksternal dapat memengaruhi hasil pertandingan tersebut. Isu-isu terkait tunggakan gaji pemain yang dialami beberapa tim, seperti PSM Makassar dan Persija Jakarta, berpotensi mengganggu performa mereka di lapangan. Jika tim tamu tidak tampil optimal, tim-tim tuan rumah dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk meraih poin penuh.
Tantangan Psikologis dan Permasalahan Keuangan
Tidak hanya masalah teknis di lapangan, tetapi juga faktor psikologis yang tengah dihadapi beberapa tim. Persik Kediri, yang sudah dipastikan selamat dari degradasi, mengalami insiden ketika bus tim mereka dilempari oknum suporter setelah kemenangan besar atas Arema FC. Gangguan psikologis seperti ini berpotensi memengaruhi fokus dan semangat juang pemain.
Sementara itu, perang bonus juga menjadi isu yang memengaruhi suasana kompetisi di akhir musim. Beberapa tim, seperti Semen Padang dan PSS Sleman, menawarkan bonus besar kepada pemain untuk meraih kemenangan. Namun, tak sedikit klub yang belum membayar gaji pemain dan pelatihnya, yang dapat menurunkan semangat tim. Bonus yang berlipat ganda bisa menjadi senjata ampuh, tetapi hanya jika didukung oleh kondisi keuangan yang stabil.
Kontroversi Wasit dan Ketegangan di Akhir Musim
Tak hanya isu keuangan dan psikologis, kontroversi wasit juga menjadi sorotan. Beberapa keputusan wasit di akhir musim Liga 1 2024/2025 dipandang kontroversial, yang berpotensi memengaruhi hasil pertandingan. Ketegangan ini bisa merusak semangat juang tim yang sedang berjuang untuk bertahan di Liga 1.
Dengan segala drama yang menyelimuti, tim-tim yang berada di zona degradasi berhak berjuang dengan segala daya juang mereka. Namun, faktor eksternal seperti masalah keuangan, psikologis pemain, dan kontroversi wasit bisa menjadi gangguan besar di akhir musim yang sangat krusial ini.
PSSI diharapkan dapat mengawal kompetisi ini dengan sebaik-baiknya untuk memastikan bahwa keputusan-keputusan yang diambil tidak merusak integritas dan sportivitas kompetisi. Pasalnya, akhir musim ini bukan hanya soal kemenangan di lapangan, tetapi juga mengenai bagaimana tim-tim ini bertahan dari situasi yang penuh tekanan.
Baca Juga : Erick Thohir Tanggapi Keras Protes Andre Soal Liga 1