Nissan Krisis, CEO Baru Tempuh Strategi Penyelamatan

Nida Ulfa

CEO Nissan yang baru, Ivan Espinosa, langsung melakukan restrukturisasi besar-besaran yang menyebabkan tujuh pabrik tutup dan 20 ribu pekerja kena PHK. (istockphoto/jetcityimage)
CEO Nissan yang baru, Ivan Espinosa, langsung melakukan restrukturisasi besar-besaran yang menyebabkan tujuh pabrik tutup dan 20 ribu pekerja kena PHK. (istockphoto/jetcityimage)

Nissan tengah menghadapi periode tersulit dalam sejarah perusahaan setelah mencatatkan kerugian hingga USD 4,5 miliar atau sekitar Rp72,5 triliun dalam tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2025. Kondisi ini mendorong langkah cepat dan tegas dari CEO barunya, Ivan Espinosa, yang resmi menjabat sejak 1 April 2025.

Menurut Espinosa, krisis ini berakar dari kesalahan strategi manajemen satu dekade terakhir. Salah satunya adalah ekspektasi pertumbuhan yang tidak realistis terhadap volume penjualan global, yang sempat ditargetkan mencapai 8 juta unit per tahun. Kenyataannya, angka tersebut hanya setengahnya yang terealisasi.

Strategi “Re:Nissan”: Tiga Pilar Penyelamatan

Sebagai respons, Espinosa meluncurkan strategi menyeluruh bertajuk “Re:Nissan”, yang berfokus pada tiga hal utama:

  1. Pengurangan biaya besar-besaran,
  2. Penajaman strategi produk dan pasar,
  3. Penguatan kemitraan strategis.

Langkah awalnya sangat drastis: memangkas 20 ribu tenaga kerja dan menutup 7 dari 17 pabrik global Nissan. Proyek pengembangan model baru pasca 2026 juga dihentikan sementara. Selain itu, 3.000 karyawan dialihkan untuk fokus menyederhanakan struktur komponen, mengurangi redundansi hingga 70%.

Baca Juga : SUV Baru Mitsubishi DST Siap Tantang Rush & XL7

Perubahan Filosofi Bisnis

Espinosa menekankan bahwa Nissan harus bangkit dengan kekuatan internal. Restrukturisasi utang telah memperbaiki kondisi likuiditas perusahaan, dengan cadangan kas kini lebih dari USD 15 miliar. Meski demikian, ia menekankan pentingnya efisiensi dan kecepatan eksekusi agar momentum ini tidak terbuang sia-sia.

Dalam hal kerja sama strategis, Nissan kini bersikap lebih selektif. Pendekatannya adalah memperkuat posisi tawar agar bisa berdiskusi dengan mitra potensial dari posisi yang lebih kuat. Salah satu kerja sama yang tetap dipertahankan dan bahkan dipertimbangkan untuk diperluas adalah kolaborasi dengan Dongfeng di China.

Fokus Produk dan Efisiensi

Untuk menjaga daya saing, Nissan menyiapkan peluncuran lebih dari 10 model baru dalam beberapa tahun ke depan. Di Amerika Utara, beberapa model seperti crossover Leaf dan Rogue PHEV menjadi prioritas. Di Eropa, perusahaan menyiapkan versi badge-engineered dari Micra, serta versi terbaru Juke dan Qashqai. Di pasar domestik Jepang, Nissan akan menghadirkan kei car, MPV berteknologi e-Power, dan generasi baru Skyline.

Meskipun fokus saat ini bukan pada kendaraan sport, identitas merek seperti GT-R tetap akan dilestarikan. Espinosa juga membuka peluang untuk menghidupkan kembali model ikonik seperti Silvia, meski waktunya belum diprioritaskan.

Tantangan Eksternal: Tarif Impor dan Tenaga Kerja

Selain tantangan internal, Nissan juga menghadapi tekanan eksternal berupa tarif impor dari Amerika Serikat yang dapat membebani hingga USD 3,1 miliar per tahun. Espinosa menyatakan bahwa pihaknya telah menemukan cara untuk mengurangi beban tersebut hingga 30% dan masih terus mengupayakan efisiensi lebih lanjut.

Sementara itu, potensi kekurangan tenaga kerja di pabrik Tennessee sedang dimitigasi dengan penambahan shift kerja dan perekrutan tambahan.

Menuju Masa Depan

Espinosa menutup pernyataannya dengan optimisme realistis. Ia menyatakan bahwa Nissan sedang berada di titik kritis dan tidak memiliki ruang untuk kesalahan. Semua langkah yang diambil difokuskan pada efisiensi, kelangsungan jangka panjang, dan kemampuan untuk bersaing secara sehat di pasar global.

“Kami harus praktis dan berani mengambil keputusan. Jika tidak bisa bersaing, kami tidak boleh ragu untuk melakukan perubahan,” tegasnya.

Baca Juga : “KTM di Ambang Krisis: Antara Balap dan Bangkrut”

Penulis:

Nida Ulfa

Related Post

Tinggalkan komentar