Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengeluarkan pernyataan yang kembali memanaskan suasana di tengah konflik berkepanjangan di Jalur Gaza. Dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (21/5), Netanyahu mengklaim bahwa Israel telah berhasil membunuh Mohammed Sinwar, salah satu tokoh senior Hamas dan saudara kandung dari eks pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
“Kami telah menumpas puluhan ribu teroris,” kata Netanyahu dengan nada tegas. Ia menambahkan bahwa pasukan Israel telah berhasil “mengeliminasi” sejumlah pemimpin penting Hamas, termasuk Mohammed Deif, Ismail Haniyeh, Yahya Sinwar, dan “kemungkinan besar” Mohammed Sinwar.
Namun hingga kini, belum ada bukti konkret atau konfirmasi independen yang menguatkan klaim Netanyahu. Pihak Hamas sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi, menciptakan ruang spekulasi yang luas di tengah masyarakat internasional.
Baca Juga : Macron Sebut Blokade Israel ke Gaza sebagai Tindakan Memalukan
Target Strategis di Tengah Konflik Berkepanjangan
Mohammed Sinwar bukanlah figur sembarangan dalam struktur Hamas. Sebagai saudara dari Yahya Sinwar, ia diyakini memegang peran penting dalam pengambilan keputusan strategis di tubuh kelompok tersebut. Kematian Yahya Sinwar dalam serangan udara Israel di Gaza selatan pada Oktober 2024 telah menjadi pukulan besar bagi Hamas. Kini, dengan kabar kematian Mohammed Sinwar, Israel mengklaim telah “melumpuhkan” sebagian besar otak di balik operasi militer Hamas.
Serangan yang disebut-sebut menewaskan Mohammed Sinwar terjadi pekan lalu dalam operasi besar-besaran di Khan Younis, tepatnya di wilayah Rumah Sakit Eropa. Fasilitas medis ini diduga menjadi salah satu tempat persembunyian para pemimpin Hamas. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 28 warga Palestina dan melukai lebih dari 50 lainnya. Jumlah korban sipil yang besar memicu kecaman dari berbagai pihak dan semakin memperkeruh citra Israel di mata komunitas internasional.
Netanyahu tidak menjelaskan secara rinci dasar dari klaim keberhasilan membunuh Mohammed Sinwar. Tidak disebutkan apakah terdapat identifikasi jasad atau penyadapan komunikasi sebagai bukti. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan pengamat politik dan militer, yang menilai pernyataan seperti ini harus dikaji secara kritis.
Baca Juga : Hamas Bebaskan Sandera Israel-AS Setelah 19 Bulan di Gaza
Keheningan Hamas dan Reaksi Dunia
Sikap bungkam Hamas atas klaim Netanyahu turut menambah ketegangan. Biasanya, kelompok ini akan segera mengonfirmasi atau membantah kabar yang menyangkut tokoh pentingnya. Keheningan mereka bisa diartikan sebagai strategi, atau justru mengindikasikan masih adanya kebingungan internal.
Beberapa analis juga menilai bahwa klaim Netanyahu ini bisa menjadi bagian dari strategi politik domestik, terutama dalam upaya mempertahankan dukungan publik di tengah tekanan internasional dan tantangan internal yang semakin kompleks. Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Israel pernah mengeluarkan pernyataan serupa mengenai tokoh-tokoh Hamas, namun kemudian direvisi setelah tidak ditemukan bukti kuat.
Sementara itu, serangan terhadap fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit Eropa di Khan Younis menuai kecaman dari organisasi kemanusiaan internasional. Mereka menilai bahwa tindakan tersebut tidak hanya melanggar hukum humaniter internasional, tetapi juga membahayakan ribuan warga sipil yang masih bergantung pada layanan medis di wilayah konflik.
Krisis Kemanusiaan Terus Memburuk
Konflik antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung bertahun-tahun ini kembali memasuki fase eskalasi dengan korban jiwa terus bertambah. Jalur Gaza menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah, dengan akses terhadap air bersih, makanan, dan layanan kesehatan yang sangat terbatas. Lembaga-lembaga kemanusiaan melaporkan bahwa ribuan warga sipil mengungsi setiap harinya untuk mencari perlindungan dari gempuran udara.
Meski Israel menyatakan bahwa serangan-serangan yang dilakukan bertujuan membasmi elemen teroris, namun kenyataannya korban sipil terus berjatuhan. Situasi ini menyulitkan upaya diplomatik untuk mencapai gencatan senjata atau solusi damai jangka panjang.
Pernyataan terbaru Netanyahu, jika terbukti akurat, tentu akan menjadi pukulan besar bagi Hamas. Namun jika tidak terbukti, justru bisa menjadi bumerang yang memperburuk ketegangan politik dan militer di kawasan.
Sementara dunia menanti klarifikasi dan konfirmasi lebih lanjut, situasi di Gaza tetap mencekam. Bagi warga sipil yang terjebak di tengah konflik ini, setiap hari menjadi pertarungan untuk bertahan hidup tak peduli siapa yang mengklaim kemenangan.
Baca Juga : Ultimatum Barat ke Israel: Hentikan Serangan ke Gaza