Laga Persija vs Malut United Berakhir Ricuh, Polisi Turun Tangan
Jakarta – Laga penutup Liga 1 musim 2024/2025 antara Persija Jakarta dan Malut United di Jakarta International Stadium (JIS) pada Jumat (23/5) malam berubah menjadi momen yang memprihatinkan. Bukannya diwarnai dengan euforia akhir musim, pertandingan tersebut harus dihentikan sementara akibat ulah sejumlah suporter yang menyalakan flare dan petasan di tengah jalannya pertandingan. Akibat insiden ini, aparat kepolisian mengamankan total 36 orang.
Pengamanan Ketat, Puluhan Suporter Diamankan
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Ahmad Fuady, menyampaikan bahwa 36 orang diamankan dalam operasi pengamanan di sekitar dan dalam stadion. Dari jumlah tersebut, 34 orang merupakan laki-laki, sementara dua lainnya adalah perempuan.
“Sebelum masuk stadion sudah dilakukan pemeriksaan dan diamankan total 36 orang, untuk laki-laki 34 orang dan 2 orang perempuan,” ujar Ahmad kepada wartawan.
Lebih lanjut, Ahmad menjelaskan bahwa dari total tersebut, 28 orang dibawa ke Mapolres Metro Jakarta Utara untuk pemeriksaan lebih lanjut. Delapan orang sisanya diamankan di Posko pengamanan sekitar stadion.
Baca Juga : Yance Sayuri Bertekad Bela Timnas Indonesia
Barang Bukti: Flare, Cutter, dan Miras
Selain menangkap sejumlah orang, polisi juga menyita beberapa barang bukti yang diduga digunakan dalam aksi tersebut. Di antaranya adalah 20 buah flare, satu buah cutter, dan tiga botol minuman keras. Barang-barang tersebut diduga dibawa masuk oleh suporter yang berhasil lolos dari pemeriksaan awal.
Flare Menyala, Pertandingan Dihentikan
Insiden dimulai saat pertandingan memasuki menit ke-73. Saat skor masih imbang 0-0, tiba-tiba satu flare menyala di belakang gawang sisi utara. Dalam hitungan menit, flare lainnya muncul dari berbagai sudut tribun. Situasi ini dengan cepat memaksa wasit Yadi Nurcahya menghentikan sementara pertandingan. Para pemain tampak berkumpul di tengah lapangan sambil menunggu situasi kembali kondusif.
Tak hanya flare, beberapa petasan juga dinyalakan. Bahkan, ada suporter yang melemparkannya ke dalam lapangan. Aksi berbahaya ini langsung ditanggapi oleh steward stadion yang sigap mematikan petasan di area pertandingan.
Baca Juga :
Peringatan Keras dari Pihak Stadion
Pihak stadion pun mengeluarkan peringatan keras melalui sistem pengeras suara. “Mohon untuk tidak menyalakan flare karena asapnya bisa membahayakan. Mohon tidak menyalakan flare karena ada adik-adik dan anak-anak kita,” ujar suara dari speaker stadion.
Akibat flare tersebut, asap membumbung tinggi dan memenuhi stadion. Karena atap stadion cukup tinggi dan sebagian tertutup, asap tidak mudah keluar dan menyebabkan gangguan penglihatan serta pernapasan bagi sebagian penonton.
10 Menit Penghentian, Laga Dilanjutkan
Setelah sekitar 10 menit, asap mulai menipis dan pertandingan dapat dilanjutkan kembali. Namun, momen ini jelas meninggalkan catatan kelam dalam pelaksanaan laga-laga sepak bola di Tanah Air. Kembali, aksi segelintir oknum suporter mencoreng atmosfer olahraga yang seharusnya damai dan meriah.
Evaluasi Keamanan dan Penegakan Hukum
Peristiwa di JIS menambah daftar panjang insiden flare dalam dunia sepak bola Indonesia. Polisi menyatakan akan mendalami peran masing-masing individu yang diamankan, termasuk potensi sanksi hukum bagi pelanggar. Selain itu, evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan dan pengawasan di stadion juga perlu dilakukan, agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.
Keselamatan Penonton Jadi Prioritas
Sepak bola adalah hiburan rakyat. Namun, keselamatan seluruh penonton, terutama anak-anak dan keluarga, harus menjadi prioritas utama. Insiden ini menjadi pengingat penting bahwa semangat mendukung klub kebanggaan tidak boleh melampaui batas hingga membahayakan nyawa.
Baca Juga : Masalah Finansial dan Stadion Hantui Persija Musim Ini