Jawa Tengah kini menjadi sorotan investor global sebagai destinasi investasi strategis. Hal ini terungkap dalam Indonesia Investment Summit yang digelar di Swissotel, Pantai Indah Kapuk, Jakarta, pada Selasa (15/4/2025) malam. Dalam forum tersebut, Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, menyebut Jawa Tengah sebagai “game changer” dalam peta investasi nasional, berkat kesiapan infrastruktur, tenaga kerja, dan kemudahan perizinan.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, dalam presentasinya, menyoroti lima pilar kekuatan yang ditawarkan provinsinya: keamanan tanpa premanisme, kepastian hukum, layanan perizinan online yang mudah, tenaga kerja terampil, dan biaya produksi yang kompetitif. Ia menegaskan bahwa investor tidak hanya mendapatkan lahan, tetapi juga lingkungan bisnis yang bersih dan pro-investasi.
Strategi pembangunan Jawa Tengah ke depan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), menambah daya tarik bagi investor. Fokus pada penguatan infrastruktur tahun 2025 dan ambisi swasembada pangan di tahun 2026 membuka peluang besar di sektor industri pengolahan, agrikultur modern, dan distribusi logistik.
Dalam forum tersebut, Gubernur Luthfi juga mempromosikan sektor-sektor potensial seperti industri manufaktur di kawasan industri Kendal, Batang, dan Brebes, serta sektor energi terbarukan, teknologi digital, dan pariwisata, khususnya pengembangan kawasan Karimunjawa yang digadang-gadang menjadi “Bali Baru” di utara Jawa.
Sebagai bentuk keseriusan, Gubernur Luthfi mengajak langsung sejumlah kepala daerah yang wilayahnya memiliki potensi investasi tinggi, antara lain Bupati Blora Arief Rohman, Bupati Pati Sudewo, dan Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma.
Dengan pendekatan yang terstruktur dan kolaboratif, Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Ahmad Luthfi menunjukkan komitmen kuat untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia.