Bahlil Lahadalia Kunjungi Ponpes Tebuireng

Febri S

Jombang – Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada Jumat (14/3). Dalam kesempatan tersebut, Bahlil menegaskan bahwa kunjungannya tidak berkaitan dengan agenda politik, melainkan sebagai bentuk silaturahmi dengan para ulama.

“Tidak ada agenda politik dalam kunjungan ini. Ini adalah bulan suci Ramadan, mari kita hindari politisasi di setiap aspek. Sebagai bagian dari tradisi, kita perlu kembali kepada kebiasaan para pendahulu yang selalu menjaga hubungan baik. Kami, sebagai kader Golkar, datang untuk meminta nasihat dari para kiai, karena tidak ada yang boleh merasa paling benar. Kita harus selalu terbuka terhadap masukan,” ujar Bahlil.

Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan bahwa kehadirannya di Ponpes Tebuireng juga bertujuan untuk mendapatkan bimbingan dari para ulama dan kiai agar dapat menjalankan tugasnya di pemerintahan dan partai dengan baik. Ia berharap dapat menjadi pemimpin yang mendapat keberkahan dan dapat memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Kunjungan ini juga merupakan bagian dari program Safari Ramadan yang diinisiasi oleh DPP Golkar untuk mempererat hubungan antara pemimpin (umara) dan ulama. Dalam kunjungan tersebut, Bahlil bersama rombongan didampingi oleh Pengasuh Ponpes Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin, serta melakukan ziarah ke makam pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy’ari, dan makam Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Menurut Bahlil, ziarah tersebut menjadi salah satu agenda utama dalam kunjungannya ke Ponpes Tebuireng.

“Selain silaturahmi, kami juga memiliki program Safari Ramadan dari DPP Golkar. Kegiatan ini menjadi sarana untuk memperkuat hubungan antara umara dan ulama. Kami meyakini bahwa bangsa ini harus saling mendoakan untuk mencapai kemajuan,” tambahnya.

Sementara itu, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin menyambut baik kedatangan Bahlil dan rombongan. Ia menilai bahwa silaturahmi antara pemimpin dan ulama adalah tradisi yang perlu terus dijaga.

“Kunjungan ini merupakan hal yang sangat baik. Tradisi ulama terdahulu memang selalu menjaga hubungan dengan umara. Hal ini juga pernah dilakukan oleh Gus Dur dalam mempererat hubungan dengan berbagai pesantren,” ujar Gus Kikin.

Penulis:

Febri S

Related Post

Tinggalkan komentar