Bos Ritel Beri Kabar Buruk Lagi: Matahari Akan Menutup 8 Gerai

Faqih Ahmd

Foto: Ilustrasi Matahari Store. (Dok. Pinterest)

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), perusahaan ritel fesyen yang dikenal dengan merek Matahari, dikabarkan akan kembali menutup sejumlah gerainya dalam waktu dekat. Informasi ini dibenarkan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin.

Menurut Solihin, terdapat sekitar delapan gerai Matahari yang direncanakan akan ditutup secara permanen.
“Ada informasi dari rekan di sektor ritel bahwa Matahari akan kembali menutup sekitar delapan gerainya,” ujar Solihin kepada CNBC Indonesia pada Kamis (8/5/2025).

Ia menjelaskan bahwa penutupan ini dipicu oleh lesunya daya beli masyarakat serta kondisi ekonomi nasional yang belum membaik.
“Penutupan ini terpaksa dilakukan karena situasi yang sulit—daya beli konsumen masih rendah, ekonomi juga kurang stabil, ditambah lagi banyak orang kehilangan pekerjaan,” jelasnya.

Solihin menambahkan bahwa langkah menutup toko adalah opsi terakhir yang diambil oleh perusahaan dalam menghadapi tekanan yang semakin besar.
“Menutup gerai adalah pilihan akhir karena kondisinya memang tidak mendukung. Apalagi saat ini tren membeli pakaian baru juga menurun drastis, yang tentu saja merugikan para peritel fesyen,” imbuhnya.

Dalam laporan keuangan tahun 2024, LPPF mencatat penurunan pendapatan barang dagangan sebesar 1,95% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari Rp12,55 triliun menjadi Rp12,30 triliun. Seluruh lini penjualan mengalami penurunan: penjualan eceran dari gerai turun 1,85% yoy menjadi Rp3,66 triliun, sedangkan penjualan konsinyasi menurun 2% yoy menjadi Rp8,64 triliun. Bahkan pendapatan dari program loyalitas Matahari Rewards tercatat nihil.

Meski begitu, beban operasional juga mengalami penurunan. Biaya penjualan konsinyasi dan harga pokok pendapatan masing-masing turun menjadi Rp5,90 triliun dan Rp2,13 triliun. Beban usaha juga berhasil ditekan hingga Rp2,97 triliun, dan beban lain-lain menurun ke angka Rp262,9 miliar.

Dengan efisiensi tersebut, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham induk meningkat 22,54% yoy menjadi Rp827,7 miliar pada tahun 2024. LPPF mengungkapkan telah menutup 13 gerai yang kinerjanya buruk selama tahun tersebut.

“Penutupan gerai dilakukan untuk memindahkan sumber daya ke lokasi yang lebih menguntungkan dan untuk mengoptimalkan operasional,” jelas manajemen LPPF dalam laporan keuangannya.

Penulis:

Faqih Ahmd

Related Post

Tinggalkan komentar