Tim peneliti BRIN menemukan spesies baru cecak jarilengkung (Cyrtodactylus pecelmadiun) di Jawa Timur. Nama spesies ini terinspirasi dari kuliner khas Madiun karena ditemukan di Maospati dan Mojokerto.
Peneliti BRIN, Awal Riyanto, menyebut C. pecelmadiun hidup di lingkungan urban seperti tanggul jembatan, tumpukan genteng, dan kebun desa. Cecak ini memiliki warna cokelat kehitaman, dengan panjang tubuh jantan dewasa 67,2 mm dan betina 59,0 mm. Spesies ini memiliki 18-20 baris tuberkular dorsal, 26-28 baris tuberkular antara ketiak dan selangkangan, serta 28-34 baris sisik perut. Jantan memiliki 32-37 pori precloacofemoral, sementara subkaudalnya tidak bersisik lebar.
Menurut Riyanto, C. pecelmadiun adalah spesies generalis yang hidup kurang dari 40 cm di atas tanah dan dekat aktivitas manusia. Secara filogenetik, spesies ini berkerabat dekat dengan C. petani, dengan jarak genetik 0,1-1,6 persen.
Penelitian tentang cecak jarilengkung di Jawa dimulai sejak C. marmoratus dideskripsi Gray (1831). Beberapa spesies baru telah ditemukan, seperti C. semiadii (2014), C. petani (2015), C. klakahensis (2016), dan C. belanegara (2024). Populasi C. fumosus di Jawa kini dianggap sebagai variasi dari C. marmoratus. C. pecelmadiun menjadi bukti kedua keberadaan grup darmandvillei di Jawa setelah C. petani, yang sebelumnya banyak ditemukan di Sunda Kecil.