CEO Danantara Pastikan Tidak Ada Nama Titipan

Fano Tresno

CEO Danantara Pastikan Tidak Ada Nama Titipan di Jajaran Pengurus

CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani, resmi mengumumkan jajaran tim yang akan membantunya dalam mengelola aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Rosan menegaskan bahwa tidak ada satu pun nama yang merupakan “titipan” dari Presiden Prabowo Subianto. Ia juga menyebut bahwa seluruh nama yang diajukan kepada Presiden diterima tanpa penolakan.

Menurut Rosan, susunan tim yang diumumkan masih bisa berkembang ke depannya, baik melalui penambahan penasihat (advisor) maupun anggota tim operasional. “Kami butuh orang-orang yang siap bekerja bersama kami. Ini hasil proses seleksi panjang, dan ke depannya kami akan terus memperbarui jika ada tambahan nama baru di Danantara,” ujarnya dalam konferensi pers Meet the Team Danantara, Senin (24/3/2025).

Rosan berharap tim yang telah diumumkan bisa membangun kepercayaan pasar. Ia juga mengungkapkan bahwa Danantara melibatkan head hunter dari dalam dan luar negeri dalam proses seleksi. “Kami pastikan yang terpilih bukan hanya ahli di bidangnya, tapi juga punya semangat pengabdian kepada negara dan bangsa,” tambahnya.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia telah mengalihkan kepemilikan saham Seri B dari beberapa BUMN ke PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sebagai bagian dari penambahan penyertaan modal negara ke Danantara. Pengalihan ini dilakukan pada 22 Maret 2025.

Dalam keterbukaan informasi, disebutkan bahwa saham yang dialihkan ke BKI meliputi:

  • PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) – sektor telekomunikasi
  • PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) – sektor infrastruktur jalan tol
  • PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) – sektor industri semen

Selain itu, saham di bank-bank BUMN juga ikut dialihkan:

  • PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)
  • PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI)
  • PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)
  • PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN)

Meski kepemilikan saham beralih ke BKI, kontrol atas perusahaan-perusahaan tersebut tetap berada di tangan pemerintah. Dengan BKI yang 100% dimiliki Negara Republik Indonesia dan kepemilikan saham istimewa Seri A Dwiwarna di BUMN tersebut, pemerintah masih memegang kendali penuh. Perbedaannya hanya terletak pada mekanisme kepemilikan, yang semula langsung kini menjadi tidak langsung melalui BKI.

Langkah ini diharapkan memperkuat pengelolaan aset BUMN serta mendorong efisiensi dan pengembangan investasi di bawah naungan Danantara.

Penulis:

Fano Tresno

Related Post

Tinggalkan komentar