Dedi Mulyadi Turun Tangan Atasi Krisis Air Karawang

Nida Ulfa

Warga Kampung Kiarajaya, Desa Margamulya, Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat antre untuk mengambil air di satu - satunya sumur yang masih berair, Jumat (28/6/2025). Kampung Kiarajaya tengah dilanda kekeringan.(KOMPAS.COM/FARIDA)

Karawang – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turun tangan langsung menangani krisis air bersih yang melanda Kampung Kiarajaya, Desa Margamulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang. Daerah ini diketahui mengalami kekeringan ekstrem setiap musim kemarau selama lebih dari 20 tahun.

Langkah cepat diambil Dedi Mulyadi dengan mengirimkan bantuan air bersih menggunakan enam unit tangki air setiap hari. Distribusi air dilakukan sebagai solusi darurat sembari menunggu penyelesaian proyek sambungan pipa air bersih yang dijanjikan sejak lama.

“Kita alokasikan enam tangki setiap hari. Saya bantu operasionalnya selama sepuluh hari ke depan agar warga tidak kesulitan air,” ujar Dedi saat meninjau lokasi, Minggu (30/6/2025).

Dedi juga mengungkapkan bahwa Pemprov Jabar telah menyiapkan dana operasional darurat sebesar Rp36 juta yang ditransfer langsung ke penyedia jasa tangki air. Bantuan tersebut menyasar sekitar 500 warga yang selama ini hanya mengandalkan satu sumur tua di area pemakaman sebagai sumber air utama.

Kondisi itu kerap membuat warga harus antre berjam-jam, bahkan sejak malam hari, hanya demi mendapatkan beberapa ember air bersih untuk kebutuhan mandi dan memasak.

Sebelumnya, warga telah menagih janji penyambungan pipa air dari kawasan industri KIIC (Karawang International Industrial City) yang digadang-gadang akan menjadi solusi permanen. Namun hingga kini, proyek tersebut belum terealisasi. Warga pun menyuarakan kekecewaan mereka melalui berbagai saluran media.

Selain dari Pemprov Jabar, Pemkab Karawang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga telah mengirimkan bantuan sebanyak 5.000 liter air bersih sejak 27 Juni lalu, dengan potensi pengiriman 2–3 ritasi setiap hari.

Dedi Mulyadi memastikan akan terus memantau situasi dan meminta pihak terkait, termasuk KIIC dan PDAM, untuk mempercepat pembangunan jaringan air bersih permanen. Ia juga menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, seperti air bersih, adalah prioritas yang tak bisa ditunda.

“Saya tidak ingin warga terus-menerus hidup dalam kesulitan. Ini bukan hanya soal air, tapi soal keadilan,” tegasnya.

Upaya darurat ini diharapkan mampu menjadi solusi jangka pendek yang efektif, sambil terus didorong percepatan realisasi sistem penyediaan air bersih yang berkelanjutan di wilayah tersebut.

Baca Juga : Dedi Mulyadi Copot Kepsek SMAN 9 Tambun Selatan

Penulis:

Nida Ulfa

Related Post

Tinggalkan komentar