” kami akan bertemu dengan USTR (United States Trade Representatives), dengan Secretary of Commerce, dengan Secretary of State, dan Secretary of Treasury “
Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dijadwalkan bertolak ke Amerika Serikat pada 16 hingga 23 April 2025 untuk melakukan pembicaraan mengenai tarif timbal balik (resiprokal).
Delegasi ini merupakan utusan Presiden Prabowo Subianto dan terdiri dari sejumlah menteri serta kepala lembaga negara. Hari ini, Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, lebih dulu berangkat ke Washington DC guna mempersiapkan proses negosiasi. Sementara itu, Menko Airlangga bersama Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Mari Elka Pangestu, dijadwalkan menyusul esok hari.
“Pada 16–23 April nanti, sejumlah menteri yang ditugaskan oleh Presiden akan berangkat, termasuk Ketua OJK, Mahendra Siregar. Kami akan melakukan pertemuan dengan USTR, Menteri Perdagangan, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Keuangan AS,” ujar Airlangga saat konferensi pers di Jakarta, Senin.
Ia juga menyebutkan bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono turut berpartisipasi dalam agenda ini. Sri Mulyani direncanakan menghadiri pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting di Washington DC.
Langkah negosiasi ini dilakukan sebagai tanggapan atas kebijakan tarif sebesar 32 persen yang diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump terhadap produk asal Indonesia.
Dalam misi diplomatiknya, Indonesia telah menyiapkan beberapa poin negosiasi utama:
- Pengajuan revitalisasi Perjanjian Kerangka Kerja Sama Perdagangan dan Investasi (TIFA).
- Proposal pelonggaran regulasi hambatan non-tarif (NTMs), termasuk relaksasi aturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di sektor teknologi informasi dan komunikasi, serta peninjauan ulang pembatasan ekspor-impor.
- Upaya meningkatkan pembelian produk migas dari AS untuk memperkuat hubungan dagang.
- Penyediaan insentif fiskal dan non-fiskal melalui pengurangan bea masuk, PPh impor, dan PPN impor guna menjaga daya saing ekspor Indonesia dan mendorong impor dari AS.
Airlangga juga menekankan bahwa Indonesia menjadi negara pertama yang diundang oleh Presiden Trump untuk melakukan negosiasi kebijakan tarif di Washington.
“Indonesia adalah negara pertama yang diberi kesempatan oleh Presiden AS untuk datang dan membahas kebijakan tarif ini,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa para menteri yang ditunjuk telah siap menjalankan proses negosiasi, tidak hanya terkait kebijakan perdagangan, tetapi juga untuk memperluas kerja sama investasi dan sektor keuangan antara kedua negara.
“Selain soal perdagangan, pembicaraan juga akan menyentuh sektor investasi, termasuk kerja sama militer dan finansial secara resiprokal,” tambahnya.