Jakarta, 13 Mei 2025 – CEO Meta, Mark Zuckerberg, baru-baru ini mengejutkan publik dengan pernyataannya di persidangan antimonopoli melawan Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC). Dalam kesaksiannya, Zuckerberg menyatakan bahwa era media sosial tradisional telah berakhir, dan Meta kini fokus untuk menjadi platform hiburan dan eksplorasi yang lebih luas, mirip dengan TikTok dan YouTube.
Zuckerberg mengungkapkan bahwa Meta, yang dikenal luas melalui Facebook, kini tidak lagi hanya berfungsi sebagai tempat untuk berhubungan dengan teman dan keluarga, seperti yang sudah menjadi ciri khasnya sejak diluncurkan. “Meta kini lebih dari sekadar platform jejaring sosial. Kami telah bertransformasi menjadi tempat bagi pengguna untuk menjelajahi minat mereka, menemukan hiburan, dan mengeksplorasi berbagai konten,” kata Zuckerberg dalam sidang yang berlangsung pada 13 Mei 2025.
Perubahan ini mencerminkan bagaimana algoritma di platform Meta kini lebih sering menyarankan konten dari kreator dan akun yang tidak diikuti pengguna, bukan hanya dari kenalan mereka. Hal ini terlihat jelas di Facebook dan Instagram, di mana konten dari luar jaringan pertemanan pengguna kini mendominasi feed mereka.
Meta Tak Lagi Fokus pada Relasi Pribadi
Menurut Zuckerberg, pengalaman pengguna di Meta kini lebih didorong oleh eksplorasi dan hiburan, dengan mayoritas konten yang dikonsumsi tidak lagi berasal dari teman atau keluarga. Dalam laporan yang dikutip dari Vanity Fair, ia mengungkapkan bahwa di Facebook, hanya sekitar 20 persen konten yang berasal dari kenalan pengguna, sementara di Instagram, angka ini bahkan lebih rendah, hanya 10 persen.
“Perubahan ini menandai bahwa Meta tidak lagi berfokus pada relasi pribadi, melainkan pada pengalaman pengguna yang lebih luas terkait hiburan dan penelusuran minat. Platform kami kini lebih mirip dengan apa yang dilakukan oleh TikTok dan YouTube,” tambah Zuckerberg.
Strategi Cerdas Menghadapi Tuduhan Monopoli
Perubahan arah ini juga bisa dilihat sebagai strategi yang cerdas untuk menjawab tuduhan monopoli yang dilontarkan oleh FTC terhadap Meta. Lembaga antimonopoli AS tersebut sebelumnya mengklaim bahwa Meta telah menguasai pasar platform sosial melalui akuisisi Instagram dan WhatsApp. Namun, dengan menyatakan bahwa Meta kini berfokus pada hiburan dan eksplorasi, Zuckerberg berusaha untuk mengurangi relevansi tuduhan monopoli terhadap perusahaan tersebut.
Langkah ini juga mengisyaratkan bahwa Meta tengah mengalihkan fokus dari sekadar menjadi platform sosial menjadi pemain besar di industri hiburan digital. Hal ini sudah mulai terlihat sejak 2022, ketika Meta mulai menguji algoritma baru yang menyarankan konten dari akun yang tidak diikuti di feed Instagram. Meski mendapat kritik dari sebagian pengguna, perubahan tersebut tetap berlanjut hingga saat ini.
Masa Depan Meta: Menghapus Jaringan Pertemanan
Lebih lanjut, dalam persidangan tersebut terungkap sebuah email internal Meta yang menyebutkan bahwa perusahaan berencana untuk menghapus konsep jaringan pertemanan yang telah menjadi fondasi platform mereka sejak awal. Rencana ini berpotensi mengubah cara pengguna berinteraksi dengan platform Meta ke depannya, yang semakin menekankan pada hiburan dan penemuan konten yang lebih beragam.
Dengan transformasi ini, Meta berharap dapat memperkuat posisinya dalam persaingan dengan platform hiburan lain, sekaligus merespons kebutuhan pasar yang semakin menginginkan pengalaman digital yang lebih variatif dan menyeluruh. Sebagai perusahaan teknologi yang terus berinovasi, perubahan ini menunjukkan bagaimana Meta berusaha untuk tetap relevan di tengah perkembangan industri yang terus berubah.
Meta, yang dulu dikenal sebagai platform media sosial untuk berhubungan dengan teman dan keluarga, kini bertransformasi menjadi platform hiburan dan penelusuran minat. Dengan perubahan ini, Zuckerberg berharap Meta akan tetap menjadi pemain utama di dunia digital, sekaligus menjawab tantangan dan tuduhan monopoli yang ada. Transformasi ini semakin memperlihatkan bahwa Meta siap menghadapi persaingan dengan platform hiburan terkemuka lainnya, seperti TikTok dan YouTube.
Baca Juga : Rahasia Dibalik Secangkir Kopi Semangat Pagi