Heboh Joki UTBK 2025, Jurusan Kedokteran Jadi Incaran

Nida Ulfa

lustrasi peserta UTBK SNBT 2025 mencontek saat ujian.(canva.com)

Jakarta, 30 April 2025 — Praktik kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025 kembali mencuat. Berdasarkan laporan resmi Tim Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), terungkap bahwa puluhan peserta menggunakan jasa joki demi bisa lolos ke jurusan favorit, terutama Kedokteran.

Dalam rilis yang disampaikan kepada media, SNPMB mengungkapkan bahwa sebanyak 50 peserta dan 10 joki teridentifikasi terlibat dalam praktik curang ini. Kecurangan terdeteksi di 13 pusat UTBK di berbagai wilayah Indonesia. Kasus terbesar terjadi di Universitas Sumatera Utara (USU), di mana sebanyak 30 peserta dan 7 joki berhasil diamankan oleh pihak berwenang saat ujian berlangsung.

Modus Operandi dan Biaya Jasa Joki

Jasa joki UTBK diketahui ditawarkan melalui berbagai jalur, mulai dari media sosial, aplikasi pesan, hingga jaringan informal. Biaya jasa ini tidak murah. Berdasarkan temuan SNPMB, tarif awal yang dipatok mencapai belasan juta rupiah, dan peserta umumnya diminta membayar tambahan hingga puluhan juta rupiah jika berhasil lolos ke perguruan tinggi negeri (PTN) tujuan.

Beberapa joki menggunakan data diri asli peserta dan hadir langsung menggantikan mereka di ruang ujian. Dalam kasus lain, pelaku menggunakan alat bantu komunikasi untuk memberi jawaban dari luar ruangan.

Tak sedikit orang tua siswa yang justru terlibat aktif, bahkan mendanai penuh praktik ini dengan harapan anak mereka bisa diterima di jurusan Kedokteran, yang dikenal memiliki tingkat persaingan sangat ketat.

Tanggapan Resmi dari MRPTNI dan PTN

Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Eduart Wolok, menyatakan bahwa PTN-PTN di Indonesia kini membuka kemungkinan untuk mengevaluasi kembali mahasiswa yang diterima melalui jalur SNBT, bahkan untuk angkatan tahun-tahun sebelumnya jika terdapat dugaan penggunaan joki.

“Langkah ini sebagai bentuk komitmen terhadap integritas dan keadilan dalam sistem seleksi nasional. Mahasiswa yang terbukti masuk melalui kecurangan dapat dikenai sanksi tegas, termasuk pembatalan kelulusan atau pencabutan status mahasiswa,” ujarnya.

Kasus Salah Identifikasi Foto Peserta

Di tengah sorotan ini, muncul pula kasus yang menimbulkan polemik: penayangan keliru foto peserta yang diduga menggunakan jasa joki. SNPMB mengakui adanya kesalahan teknis dalam sistem identifikasi foto peserta, dan telah meminta maaf kepada individu yang fotonya dicatut tanpa sepengetahuan.

“Peserta yang fotonya dicatut oleh pelaku tidak akan didiskualifikasi selama tidak terlibat dalam kecurangan,” jelas perwakilan panitia SNPMB.

Langkah Pencegahan dan Harapan ke Depan

Menanggapi kasus ini, sejumlah pihak mendorong SNPMB untuk memperkuat sistem verifikasi identitas dan pengawasan ujian, seperti melalui penggunaan biometrik (sidik jari dan pengenalan wajah), serta pengawasan ketat di ruang ujian.

Pakar pendidikan juga menyoroti pentingnya edukasi etika akademik kepada siswa dan orang tua. “Kecurangan bukan hanya melanggar aturan, tapi juga menghancurkan nilai keadilan dan kepercayaan publik terhadap sistem pendidikan,” ujar Dr. Reni Wulandari, dosen pendidikan dari Universitas Indonesia.

Kasus joki UTBK SNBT 2025 ini menegaskan tantangan besar dalam menjaga integritas seleksi masuk perguruan tinggi di Indonesia. Diharapkan langkah-langkah penegakan hukum dan pembenahan sistem dapat mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Baca Artikel Lain : Aset GBK Akan Dikelola Danantara, Sesuai Arahan Presiden Prabowo

Penulis:

Nida Ulfa

Related Post

Tinggalkan komentar