Yerusalem – Kawasan hutan di wilayah tengah Israel dilalap api dalam kebakaran besar yang terjadi pada Rabu, memicu kekacauan, evakuasi massal, serta permintaan bantuan darurat dari pemerintah Israel kepada komunitas internasional. Api berkobar dengan ganas akibat cuaca panas yang kering dan angin kencang, menyebar cepat hingga mengancam kota-kota kecil di sekitar Yerusalem dan jalur transportasi utama negara itu.
Kepanikan melanda warga ketika kobaran api terlihat merambat hingga ke tepi Jalan Raya 1, penghubung utama antara Tel Aviv dan Yerusalem. Beberapa video dramatis yang beredar di media sosial memperlihatkan para pengendara meninggalkan kendaraan mereka di tengah jalan, berlari untuk menyelamatkan diri dari jilatan api. Sebagian bahkan menumpang di truk derek yang melintas untuk melarikan diri dari zona berbahaya.
Evakuasi Massal dan Bantuan Darurat
Wilayah Perbukitan Yerusalem menjadi salah satu titik terdampak paling parah. Komunitas seperti Neve Shalom, Mevo Horon, dan Eshtaol telah dikosongkan. Helikopter pemadam kebakaran dikerahkan dari udara, menjatuhkan air ke titik-titik api utama. Asap tebal terlihat membubung tinggi, menyelimuti kawasan permukiman dan jalan raya.
Pemerintah Israel segera menyatakan status keadaan darurat nasional, dan menghubungi sejumlah negara sahabat—Yunani, Siprus, Italia, Kroasia, dan Bulgaria—untuk mengirimkan bantuan pemadam kebakaran, baik dalam bentuk tenaga maupun peralatan. Bantuan dijadwalkan tiba mulai Kamis (1/5/2025).
Presiden Israel Isaac Herzog, melalui akun media sosial resminya, menyatakan dukungannya kepada para petugas yang berjibaku memadamkan api. Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap negara-negara yang telah merespons permintaan bantuan. “Kami bersatu dalam menghadapi bencana ini. Keselamatan warga adalah prioritas utama,” tulisnya.
Korban dan Ketegangan Meningkat
Hingga Rabu malam, 13 orang telah dilarikan ke rumah sakit, termasuk dua wanita hamil dan dua bayi. Mereka mengalami gangguan pernapasan akibat asap pekat dan luka bakar ringan hingga sedang. Layanan darurat kesehatan terus dikerahkan untuk menjangkau daerah-daerah yang terdampak langsung.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF), bersama polisi dan tim pemadam kebakaran, terlibat langsung dalam operasi penyelamatan dan evakuasi. Bahkan pesawat militer ikut dikerahkan dalam misi udara untuk memadamkan api yang sulit dijangkau dari darat.
Dugaan Pembakaran & Ketegangan Politik
Situasi bertambah panas ketika muncul dugaan bahwa kebakaran ini tidak sepenuhnya alami. Shin Bet, badan intelijen dalam negeri Israel, dilaporkan ikut dalam investigasi, dengan kekhawatiran bahwa ini bisa menjadi aksi pembakaran disengaja. Seorang pria berusia 50-an dari lingkungan Palestina di Yerusalem Timur telah ditangkap, setelah diduga berupaya menyalakan api di lapangan terbuka di selatan kota.
Isu ini menambah ketegangan politik di wilayah yang sudah lama bergejolak. Meski belum ada bukti resmi mengenai motif pembakaran, keterlibatan Shin Bet menunjukkan bahwa aparat keamanan tidak mengesampingkan kemungkinan adanya unsur sabotase atau aksi teror lokal.
Dampak Sosial dan Pembatalan Acara Nasional
Akibat kebakaran ini, pemerintah Israel membatalkan sejumlah acara penting memperingati Hari Memorial—momen penghormatan bagi tentara IDF yang gugur dan warga sipil korban kekerasan. Beberapa kegiatan Hari Kemerdekaan Israel yang dijadwalkan pada Kamis juga dibatalkan.
Kebakaran kali ini disebut-sebut sebagai salah satu yang paling parah dalam beberapa tahun terakhir, menyoroti rentannya kawasan hutan Israel terhadap cuaca ekstrem dan, kini, potensi ancaman manusia.
Kebakaran di Yerusalem telah menjadi bukan sekadar bencana alam, melainkan tragedi nasional yang membuka banyak dimensi—dari persoalan iklim dan kesiapsiagaan darurat, hingga keamanan dalam negeri dan tensi geopolitik. Dunia kini menanti apakah bantuan internasional dan solidaritas regional cukup kuat untuk mengatasi “neraka yang membara” di jantung Israel.
Baca Juga : Gatot Vs Hercules: Amarah Sang Jenderal Pecah di Publik