Persija Jakarta Terpuruk: Bukan Sekadar Soal Performa
Musim ini menjadi salah satu periode paling menantang dalam sejarah Persija Jakarta. Klub kebanggaan Ibu Kota yang dijuluki Macan Kemayoran ini mengalami penurunan performa signifikan di kompetisi Liga 1. Namun, di balik kegagalan memenuhi target musim ini, caretaker pelatih Ricky Nelson menegaskan bahwa masalah yang dihadapi timnya lebih kompleks dari sekadar taktik dan permainan di lapangan.
Ricky menyebut isu finansial sebagai salah satu kendala utama yang melanda, tidak hanya Persija, tetapi hampir semua klub di Liga 1 Indonesia. Dalam wawancara di Jakarta International Stadium (JIS) pada Jumat (23/5), ia menyatakan bahwa problem ekonomi adalah masalah struktural dalam sepak bola nasional.
“Semua klub punya banyak problem. Problem finansial pasti jadi masalah klub Indonesia. Hanya memang saya tidak bisa jelaskan detail seperti apa,” ujar Ricky.
Baca Juga : Tiga Wajah Baru Timnas, Siap Curi Panggung Lawan China
Ketika Finansial Menguji Konsistensi Klub
Menurut Ricky, gejolak keuangan sempat muncul setelah putaran kedua kompetisi. Meski demikian, manajemen klub tidak tinggal diam. Ia menyampaikan bahwa ada upaya serius untuk menstabilkan kondisi internal agar tak mengganggu performa para pemain.
“Saya pikir manajemen tetap bekerja untuk mencari solusinya. Jadi bukan berarti tidak ada solusi. Tetap ada solusi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ricky menyampaikan apresiasi terhadap langkah manajemen yang terus mencari jalan keluar dari persoalan yang mendera klub.
“Manajemen Persija tetap bekerja untuk bisa menstabilkan semua masalah finansial itu. Jadi, saya tetap apresiasi atas kinerja itu,” lanjut pelatih yang juga dikenal sebagai pendiri sekolah sepak bola Serpong City itu.
Ketiadaan Stadion Tetap Jadi Faktor Penghambat
Selain persoalan keuangan, Ricky juga menyoroti masalah non-teknis lainnya yang turut memengaruhi performa Persija: tidak adanya stadion kandang yang konsisten. Selama musim ini, Persija harus berpindah-pindah stadion untuk menggelar laga kandang mereka. Hal ini, menurutnya, turut merusak ritme permainan tim.
“Yang menjadi persoalan Persija pada musim ini sehingga tak bisa memenuhi target adalah selalu pindah-pindah stadion untuk pertandingan kandang,” tegas Ricky.
Selama musim ini, Persija hanya dapat menggunakan Jakarta International Stadium sebanyak enam kali. Menariknya, dari enam laga tersebut, Macan Kemayoran tidak pernah menelan kekalahan, termasuk saat menahan imbang Maluku United dengan skor 0-0.
Baca Juga : Elkan Out, Garuda Nyalakan Api
Persija dan Harapan ke Depan
Meskipun banyak halangan, baik dari sisi finansial maupun fasilitas, Ricky tetap menunjukkan optimisme terhadap masa depan Persija. Ia percaya bahwa dengan perbaikan manajemen dan konsistensi fasilitas, Persija akan kembali menemukan performa terbaiknya.
Musim ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh elemen di tubuh Persija Jakarta. Bukan hanya tentang hasil di klasemen, tetapi juga bagaimana klub besar tetap harus kuat menghadapi tantangan struktural yang mengakar di sepak bola nasional.
Dengan penyelesaian masalah internal dan dukungan dari berbagai pihak, harapan masih menyala bahwa Macan Kemayoran akan kembali bangkit dan menunjukkan taringnya di musim-musim mendatang.
Baca Juga : Yance Sayuri Bertekad Bela Timnas Indonesia