Prediksi Kiamat 2026: Teori dan Perhitungan Populasi Manusia
Sebuah teori mencengangkan muncul, memprediksi kiamat akan terjadi pada tahun 2026. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh fisikawan Heinz von Foerster dari University of Illinois pada tahun 1960.
Foerster merumuskan prediksi ini berdasarkan perhitungan pertumbuhan populasi manusia yang kompleks, melibatkan berbagai faktor matematika. Hasil analisisnya menyatakan bahwa populasi manusia akan mencapai titik maksimum yang tidak lagi bisa ditanggung oleh Bumi.
Saat teori itu dipublikasikan, jumlah populasi dunia baru mencapai 3 miliar orang. Kini, jumlahnya telah melonjak drastis hingga lebih dari 8 miliar jiwa — angka yang mendekati batas daya dukung planet kita.
Faktor Pemicu Kiamat 2026
Menurut teori Foerster, beberapa skenario besar bisa memicu kehancuran dunia pada 2026, di antaranya:
- Perang nuklir berskala besar yang bisa memusnahkan populasi global.
- Pembentukan masyarakat dunia yang terlalu kooperatif, yang bisa mempercepat eksploitasi sumber daya.
- Inovasi teknologi pangan yang berkembang pesat namun tetap kalah cepat dibanding laju pertumbuhan penduduk.
- Krisis ekologi dan ekonomi yang muncul karena ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya.
Foerster bahkan mengungkapkan pandangan suram:
“Populasi yang cerdas akan memusnahkan dirinya sendiri. Keturunan kita mungkin tidak akan mati karena kelaparan, tetapi mereka akan dipaksa hidup dalam kondisi yang begitu keras hingga akhirnya menyerah.”
Teknologi Pangan Tak Bisa Mengejar Ledakan Populasi
Meski teknologi terus berkembang, Foerster menjelaskan bahwa inovasi dalam produksi makanan tidak akan mampu mengejar laju kelahiran manusia. Bahkan metode modern yang mampu menghasilkan pasokan makanan tanpa batas pun tetap dianggap tidak cukup.
Solusi: Pengendalian Populasi
Foerster menyarankan agar pemerintah ikut campur dengan kebijakan yang mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Salah satu solusi yang ia usulkan adalah:
- Menerapkan pajak lebih tinggi bagi keluarga dengan lebih dari dua anak, agar masyarakat terdorong membatasi jumlah anak.
Dukungan dari Teori Malthus
Pandangan ini sejalan dengan pemikiran Thomas Malthus, seorang ekonom dan ahli demografi. Malthus menyatakan bahwa kiamat dapat terjadi jika populasi manusia terus berkembang tanpa terkendali. Menurutnya, pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat akan menggerus persediaan makanan, menyebabkan krisis besar di mana kebutuhan manusia melampaui kapasitas produksi pangan global.