Microsoft Pecat Dua Karyawan karena Protes terhadap Hubungan Perusahaan dengan Israel

Faqih Ahmd

Foto: Ilustrasi Perusahaan Microsoft. (Dok. Pinterest)

Dua pegawai Microsoft diberhentikan dari pekerjaannya setelah melakukan aksi protes terkait Israel saat perayaan ulang tahun ke-50 perusahaan tersebut pekan lalu.

Salah satu yang diberhentikan adalah Ibtihal Aboussad, yang menyuarakan kritiknya secara terbuka dalam acara tersebut pada hari Jumat. Ia menuduh Mustafa Suleyman, CEO AI Microsoft, mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung dan mendesak perusahaan untuk menghentikan pemanfaatan kecerdasan buatan dalam tindakan yang disebutnya sebagai bentuk genosida.

Dalam surat pemberitahuan pemutusan kerja yang dikirim oleh pihak Microsoft Kanada, Aboussad dituduh melakukan pelanggaran yang bersifat mengganggu dan dimaksudkan untuk menarik perhatian, sehingga mengacaukan jalannya acara perusahaan.

Surat itu menyatakan bahwa Aboussad secara agresif menyela pidato Suleyman di hadapan ribuan peserta, dengan melontarkan tuduhan yang dianggap tidak berdasar dan tidak pantas terhadap sang CEO, perusahaan, serta Microsoft secara keseluruhan. Meskipun Suleyman tetap tenang dan mencoba meredakan situasi, Aboussad tetap harus dikawal keluar dari ruangan oleh petugas keamanan.

Pihak perusahaan juga menyatakan kekhawatirannya karena Aboussad belum menunjukkan penyesalan ataupun meminta maaf atas perilakunya yang dinilai berpotensi menimbulkan dampak negatif.

Selain Aboussad, Vaniya Agrawal juga terlibat dalam aksi protes serupa. Ia melakukan unjuk rasa di hadapan tokoh-tokoh besar perusahaan seperti pendiri Microsoft Bill Gates, mantan CEO Steve Ballmer, dan CEO saat ini Satya Nadella dalam sesi perayaan yang berbeda.

Kedua karyawan tersebut juga dilaporkan telah mengirim email massal kepada ribuan rekan kerja, menyerukan agar Microsoft menghentikan kerja samanya dengan pemerintah Israel.

Penulis:

Faqih Ahmd

Related Post

Tinggalkan komentar