Momen Abadi Mohamed Salah: Selfie di Tengah Euforia Juara

Nida Ulfa

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/

Di balik senyuman dan kamera, tersimpan kisah panjang tentang penantian, perjuangan, dan kejayaan The Reds

Anfield, 27 April 2025 — Stadion penuh, sorak sorai membahana, dan merah menyala memenuhi tribun. Liverpool baru saja memastikan gelar juara Premier League di hadapan puluhan ribu pendukungnya. Di tengah gemuruh itu, Mohamed Salah melakukan selebrasi yang tak biasa: ia mengambil sebuah ponsel dari seorang staf di belakang gawang dan melakukan selfie di depan lautan fans — momen yang langsung viral dan menggetarkan jagat maya.

Aksi selfie Salah bukan sekadar spontanitas atau ajang pamer. Dalam wawancara dengan Opus Sport, yang dikutip oleh New York Times, bintang asal Mesir itu mengungkap bahwa selebrasi tersebut sudah ia rencanakan sejak lama.

“Sejak awal musim, saya melakukan selfie dengan para pemain [yang mencetak gol]. Jadi, untuk momen ini saya katakan: ‘Oke, saya harus memikirkan sesuatu yang spesial’, karena gambar ini akan jadi selamanya,” ujar Salah.

Selfie itu menjadi simbol dari lebih dari sekadar kemenangan; ia adalah lambang dari perjalanan panjang, dari klub yang dulu tenggelam dalam bayang-bayang masa lalu, hingga kini kembali menjadi raksasa sepak bola Inggris. Bagi Salah pribadi, ini bukan hanya tentang satu pertandingan, melainkan tentang sebuah era.

Tujuh Tahun, Dua Gelar, dan Warisan Seorang Legenda

Salah bergabung dengan Liverpool pada 2017. Saat itu, The Reds belum pernah menjuarai Premier League sejak format liga modern itu diperkenalkan pada musim 1992/93. Meski berstatus sebagai klub besar dengan sejarah gemilang, Liverpool seperti kehilangan arah selama tiga dekade.

Namun kehadiran Salah mengubah banyak hal. Dengan kecepatannya yang mematikan, insting gol yang tajam, dan etos kerja luar biasa, ia segera menjadi ikon baru Anfield. Dalam musim pertamanya saja, ia mencetak 44 gol di semua kompetisi — sebuah angka yang langsung menempatkannya dalam jajaran elite dunia.

Kini, dengan dua gelar Premier League, satu Liga Champions, serta sederet penghargaan individu, Salah telah menegaskan dirinya bukan hanya pemain bintang, tapi juga legenda yang mengubah sejarah klub. Selfie di Anfield itu, di saat klub kembali merajai liga, menjadi penegasan visual dari semua pencapaian tersebut.

Selfie yang Menjadi Simbol: Tentang Fan, Identitas, dan Abadi di Hati

Di era di mana sepak bola modern kadang terasa terlalu jauh dari para penggemar, aksi Salah justru melakukan hal sebaliknya: ia mendekat. Dengan satu jepretan kamera, ia mengabadikan bukan hanya dirinya, tapi juga kebahagiaan para fans yang telah menanti momen ini selama bertahun-tahun.

Selfie itu adalah gambaran sempurna dari hubungan antara pemain dan suporter — hubungan yang autentik, tulus, dan emosional. Ia menjadi simbol bahwa kemenangan ini bukan milik Salah saja, atau manajemen, tapi milik semua yang pernah percaya pada klub, bahkan di masa-masa sulit.

Dan tentu saja, selebrasi itu menjadi bagian dari sejarah. Sama seperti gambar Steven Gerrard mengangkat trofi Liga Champions 2005 di Istanbul, atau Jordan Henderson merayakan gelar 2020 di tengah pandemi, selfie Salah adalah momen visual yang akan dikenang dalam sejarah Liverpool.

Penutup: Ketika Sepak Bola Lebih dari Sekadar Permainan

Sepak bola adalah soal gol, poin, dan trofi. Tapi juga soal emosi, memori, dan makna. Aksi selfie Mohamed Salah di Anfield adalah contoh sempurna dari bagaimana satu momen bisa merangkum seluruh narasi: dari penantian panjang, kerja keras, loyalitas, hingga perayaan yang meriah.

Dalam satu jepretan itu, tersimpan cerita tentang bagaimana seorang pemuda Mesir menjadi pahlawan di kota Liverpool. Tentang bagaimana sebuah klub bangkit dari keterpurukan untuk menjadi raja lagi. Dan tentang bagaimana momen sederhana — selfie — bisa menjadi abadi dalam hati jutaan orang.

Baca Juga : Mark Carney: “Pengkhianatan Amerika Takkan Dilupa

Penulis:

Nida Ulfa

Related Post

Tinggalkan komentar