Jakarta, 16 Mei 2025 – Indonesia bersiap menghadapi aksi unjuk rasa nasional besar-besaran dari para pengemudi ojek online (ojol) dan taksi daring pada Selasa, 20 Mei 2025. Aksi ini tidak hanya akan berlangsung di Jakarta, tetapi juga direncanakan serentak di berbagai kota besar di Indonesia. Para pengemudi berencana melakukan offbid massal, yakni mematikan aplikasi secara kolektif sebagai bentuk protes terhadap kebijakan aplikator yang dianggap merugikan mitra pengemudi.
Diprediksi 500 Ribu Pengemudi Akan Terlibat
Koordinator aksi, yang tergabung dalam berbagai komunitas dan serikat pengemudi daring, menyatakan bahwa sekitar 500 ribu pengemudi akan berpartisipasi dalam aksi tersebut. Di Jakarta, massa akan mulai berkumpul sejak pukul 13.00 WIB di sejumlah titik strategis seperti Istana Merdeka, Kementerian Perhubungan, dan Gedung DPR RI.
“Kami tidak berniat membuat kekacauan. Ini bentuk aspirasi kami sebagai pekerja lapangan yang selama ini merasa tidak didengar,” ujar salah satu koordinator aksi, Rian Maulana.
Tuntutan: Komisi Adil dan THR untuk Pengemudi
Aksi ini digerakkan oleh sejumlah tuntutan yang telah lama disuarakan oleh para pengemudi, antara lain:
- Penurunan potongan komisi oleh aplikator yang dinilai terlalu besar.
- Sistem kerja yang lebih transparan dan berkeadilan.
- Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), yang hingga kini belum menjadi hak tetap bagi pengemudi ojol dan taksi daring.
“Kami bukan hanya pengguna aplikasi, kami adalah tenaga kerja yang menopang ekosistem ini. Sudah seharusnya ada perlakuan yang manusiawi dan adil,” tambah Rian.
Potensi Dampak: Layanan Terhambat, Lalu Lintas Padat
Masyarakat, terutama pengguna aktif transportasi online, disarankan untuk mencari alternatif perjalanan pada 20 Mei. Aksi offbid massal diperkirakan akan menyebabkan gangguan layanan transportasi daring, termasuk ojek, taksi online, hingga layanan pesan antar makanan dan barang.
Pihak kepolisian menyatakan siap mengamankan jalannya unjuk rasa dan mengimbau semua pihak untuk tetap menjaga ketertiban umum.
“Kami akan siapkan pengamanan di titik-titik aksi. Kami juga mengimbau agar masyarakat menghindari rute sekitar Istana, DPR, dan Kemenhub pada hari tersebut,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.
Pernyataan Maaf dan Seruan Dialog
Melalui pernyataan resmi, penyelenggara aksi menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas potensi ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Mereka berharap aksi ini menjadi pemicu dialog terbuka antara pemerintah, aplikator, dan pengemudi.
“Ini bukan sekadar demo. Ini adalah panggilan untuk perubahan sistemik demi kesejahteraan bersama,” tutup Rian.
[Update terus informasi terkini mengenai aksi 20 Mei hanya di portal kami.]
Baca juga : Pemkot Solo : “Cabut Izin Usaha Pelaku Penahanan Ijazah Karyawan”