Old Trafford: Dari Theatre of Dreams Menjadi Theatre of Nightmares?

Nida Ulfa

Manchester United (Foto: Action Images via Reuters/Jason Cairnduff)
Manchester United (Foto: Action Images via Reuters/Jason Cairnduff)

Old Trafford, yang selama puluhan tahun dikenal sebagai “Theatre of Dreams”, kini tak lagi terasa seperti panggung impian bagi para penggemar Manchester United. Sebaliknya, stadion megah yang dahulu menjadi benteng kokoh kini berubah menjadi ladang mimpi buruk. Kekalahan demi kekalahan telah menggerogoti aura keagungan yang selama ini melekat pada markas Setan Merah.

Kekalahan terbaru terjadi pada pekan ke-36 Liga Inggris ketika Manchester United menjamu West Ham United, Minggu (11/5) malam. Meskipun secara statistik MU tampil lebih dominan dengan penguasaan bola sebesar 52% dan menciptakan 20 tembakan (5 tepat sasaran), hasil akhir justru mencederai harapan publik Old Trafford: kekalahan 0-2.

Dua gol yang dicetak oleh Tomas Soucek (menit ke-26) dan Jarrod Bowen (menit ke-57) menjadi pil pahit yang harus ditelan fans MU. West Ham, yang lebih banyak ditekan, tampil efisien dan mengajarkan tuan rumah tentang efektivitas dan keteguhan mental.

Kekalahan ini bukan hanya soal tiga poin yang hilang. Lebih dari itu, ini adalah cerminan krisis yang lebih dalam. Kini MU terdampar di posisi ke-16 klasemen sementara dengan 39 poin — hanya satu angka di atas West Ham yang naik ke posisi ke-15. Dari lima pertandingan terakhir di liga, Setan Merah telah menelan empat kekalahan. Situasi ini menambah tekanan yang sudah berat bagi para pemain, staf pelatih, dan tentu saja para pendukung.

Yang paling menyayat hati adalah statistik kandang MU musim ini. Dengan kekalahan dari West Ham, mereka kini sudah sembilan kali kalah di Old Trafford dalam ajang Liga Inggris musim ini — menyamai rekor terburuk klub yang pernah terjadi pada musim 1930/31, 1933/34, dan 1962/63. Dalam 51 tahun terakhir, ini adalah pertama kalinya MU mengalami 17 kekalahan kandang di semua kompetisi dalam satu musim.

Masalah mentalitas tim juga terlihat jelas. Dalam 12 laga kandang musim ini, MU tertinggal lebih dulu — hanya kalah dari Leicester City yang mencatatkan 15 kali. Jumlah ini bahkan sudah melampaui total musim lalu, di mana mereka hanya tertinggal lebih dulu 11 kali di Old Trafford.

Tidak hanya itu, MU juga gagal menang dalam tujuh laga liga terakhir mereka. Kali terakhir mereka mengalami tren buruk serupa adalah pada tahun 1992 — era sebelum lahirnya dominasi Sir Alex Ferguson.

Kini, hanya tersisa satu pertandingan kandang bagi MU musim ini: melawan Aston Villa pada 25 Mei mendatang. Pertandingan ini bukan hanya soal tiga poin, tapi juga pertaruhan harga diri, sejarah, dan reputasi yang selama ini dibangun di Theatre of Dreams.

Jika tidak segera berbenah, maka sebutan “Theatre of Dreams” mungkin benar-benar layak diganti menjadi “Theatre of Nightmares”.

Baca Juga : Casemiro Out? MU Kejar Ederson Seharga Rp1,3 T

Penulis:

Nida Ulfa

Related Post

Tinggalkan komentar