Patung Biawak Wonosobo: Dana Minimalis, Hasil Fantastis

Nida Ulfa

Patung biawak di jalan nasional Wonosobo-Banjarnegara di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Wonosobo.

Wonosobo, Jawa Tengah – Sebuah patung biawak raksasa di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, mendadak viral di media sosial. Pasalnya, karya seni setinggi 7 meter ini begitu realistis hingga membuat siapa pun yang melihatnya terkagum-kagum—padahal biaya pembuatannya hanya sekitar Rp 50 juta.

Karya yang kini menjadi ikon baru di jalur nasional Wonosobo–Banjarnegara ini sukses menyedot perhatian publik, tak hanya karena bentuknya yang nyaris menyerupai biawak sungguhan, tetapi juga karena kisah inspiratif di balik pembuatannya. Karya seni ini merupakan hasil tangan seniman lokal, Rejo Arianto, yang dikenal sebagai pelukis lulusan Seni Rupa ISI Solo. Untuk menciptakan patung yang autentik, Rejo Arianto membeli dan memelihara seekor biawak hidup guna mengamati gerak-geriknya secara langsung. Ia percaya bahwa memahami karakter hewan tersebut sangat penting agar patung yang dihasilkan memiliki “roh” atau jiwa, menjadikannya lebih hidup dan menyentuh.

Simbol Kehidupan Alam dan Gotong Royong Warga

Inspirasi patung ini bermula dari kegiatan pelestarian lingkungan yang diadakan oleh Karang Taruna Kecamatan Selomerto. Banyaknya populasi biawak di wilayah tersebut menginspirasi mereka untuk menjadikan hewan tersebut sebagai simbol desa.

Alih-alih mengandalkan bantuan dana besar dari pemerintah, mereka memilih jalan gotong royong. Adalah Ari, seorang seniman lokal yang sebelumnya dikenal sebagai pelukis, yang dipercaya untuk menghidupkan ide itu dalam bentuk patung. Dalam waktu sekitar 1,5 bulan, Ari berhasil menyulap imajinasi menjadi mahakarya tiga dimensi yang kini mengubah wajah desa.

Viral di Media Sosial: “Lebih Bagus dari Patung Kota Besar!”

Begitu selesai, patung biawak ini langsung menarik perhatian netizen setelah diunggah oleh berbagai akun Instagram dan X (dulu Twitter). Reaksinya? Luar biasa positif.

Komentar-komentar pujian pun membanjiri. Banyak yang membandingkan patung biawak Wonosobo ini dengan patung-patung lain di kota-kota besar yang dibangun dengan anggaran miliaran, namun tak sebanding dalam hal kualitas visual. Realisme dan detail patung ini dianggap sebagai bentuk nyata dari kreativitas tanpa batas—bahkan ketika dikerjakan dengan dana yang terbatas.

Ikon Wisata Baru dan Penggerak Ekonomi Desa

Sejak viral, Desa Krasak mulai kebanjiran pengunjung. Warga lokal memanfaatkan momentum ini dengan membuka warung, jasa parkir, hingga spot foto berbayar. Perekonomian desa pun ikut bergerak.

“Patung ini bukan hanya lambang desa, tapi juga simbol semangat gotong royong dan kreativitas warga kami,” ujar Ketua Karang Taruna setempat.


Karya seni biawak dari Wonosobo ini membuktikan bahwa dengan semangat kolektif dan visi yang kuat, sesuatu yang luar biasa bisa terwujud dari keterbatasan. Kini, bukan hanya warga lokal yang bangga, tetapi seluruh Indonesia pun ikut memberi apresiasi.

Penulis:

Nida Ulfa

Related Post

Tinggalkan komentar