PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) saat ini sedang menggiatkan pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar pembangkit listrik melalui inisiatif gasifikasi.
Direktur Gas dan BBM PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menyatakan bahwa perusahaan sedang melakukan proses konversi pembangkit listrik yang sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak (BBM) menjadi berbasis gas bumi.
“Langkah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM. Ini adalah upaya awal kami untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi alternatif,” ungkapnya dalam wawancara dengan CNBC Indonesia pada program Energy Corner, Jumat (25/4/2025).
Rakhmad menjelaskan bahwa penggunaan gas pada pembangkit listrik PLN diharapkan dapat menekan impor BBM secara signifikan.
“Dengan keberhasilan program gasifikasi ini, kami optimis konsumsi BBM bisa ditekan, yang secara otomatis akan mengurangi volume impor,” lanjutnya.
Selain itu, pemanfaatan gas dinilai lebih ekonomis karena dapat menekan biaya operasional pembangkit. Gas yang digunakan pun bersumber dari cadangan dalam negeri, yang memperkuat ketahanan energi nasional.
“Biaya gas relatif lebih murah dan berasal dari sumber daya domestik. Dengan cadangan yang cukup besar, kita bisa memanfaatkannya lebih jauh. Hal ini tentu berdampak positif terhadap ketahanan energi nasional. Selain itu, emisi gas juga lebih rendah dibandingkan BBM,” jelas Rakhmad.
Saat ini, PLN EPI tengah menjalankan tahap pertama program gasifikasi di sejumlah pembangkit di wilayah Nias, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua Utara.
“Targetnya, pembangkit di Nias dengan kapasitas 59 Mega Watt sudah mulai beroperasi tahun ini, menggantikan peran BBM sepenuhnya,” paparnya.
Lebih jauh, Rakhmad menargetkan konversi pembangkit dari BBM ke gas akan mencapai kapasitas total 2 Giga Watt (GW) hingga tahun 2027.
“Diharapkan pada 2027 nanti, kami dapat mengkonversi sekitar 2 GW kapasitas pembangkit ke gas. Namun tentu saja, hal ini juga harus dibarengi dengan kesiapan dan ketersediaan pasokan gas untuk mendukung program ini,” pungkasnya.