Sebuah Awal Baru dalam Kehidupan Spiritual
Ruben Onsu, figur publik yang selama ini dikenal sebagai pembawa acara ternama di Indonesia, kini menjalani babak baru dalam hidupnya. Beberapa bulan setelah memutuskan untuk memeluk agama Islam, Ruben mulai membagikan kisah hijrahnya yang penuh makna dan ketulusan. Di tengah sorotan publik, ia memilih jalan spiritual yang lebih personal dan mendalam, dengan satu doa sederhana yang senantiasa ia panjatkan, yakni agar bisa menyempurnakan ibadah salatnya.
“Aku enggak minta yang muluk-muluk. Dari awal berhijrah itu yang selalu aku ucapkan adalah, ‘Ya Allah, sempurnakan salatku.’ Sudah itu saja. Aku cuma ingin jadi orang yang berguna, bermanfaat,” ungkap Ruben dengan penuh haru.
Mendekatkan Diri Kepada Tuhan
Keputusan Ruben untuk berpindah keyakinan bukanlah hasil dari proses instan. Ia telah mempelajari Islam sejak empat tahun terakhir, namun baru pada Lebaran 2025 ia mengumumkan secara terbuka bahwa dirinya telah menjadi mualaf. Dalam proses hijrahnya, Ruben mengakui bahwa ia semakin sering melibatkan Allah dalam setiap doanya. Saat bersujud dan berdoa, ia merasa lebih tenang dan lebih siap menghadapi berbagai ujian hidup.
Kedekatannya dengan Tuhan kini menjadi sumber kekuatan baru. Di tengah tekanan pekerjaan dan perhatian publik, Ruben menemukan ketenangan batin. Ia tidak lagi mudah kecewa atau goyah ketika menghadapi hambatan, karena ia percaya bahwa setiap cobaan adalah bagian dari rencana yang lebih besar.
Baca Juga : 28 Tahun Menabung dari Memijat Bayi, Surtinah Berangkat Haji
Keajaiban Tanah Suci: Dari Keraguan ke Kesempatan Berhaji
Salah satu kejutan besar dalam perjalanan spiritual Ruben adalah kesempatannya untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Tak lama setelah mengumumkan dirinya sebagai muslim, Ruben justru mendapatkan kabar bahwa ia terdaftar sebagai calon jemaah haji. Hal ini sangat mengejutkan baginya, mengingat sebelumnya ia bahkan sempat ditolak saat mendaftar untuk ibadah umrah.
“Waktu itu (saat Idulfitri) ada yang tawarin, ‘Mau enggak berangkat haji?’ Aku jawab, ‘Enggak ah, nanti saja,’” cerita Ruben. “Tapi ternyata orang yang menemani aku hijrah diam-diam daftarin aku. Katanya, ‘Daftarin umrah enggak masuk, tapi haji malah masuk.’ Ya sudah, Alhamdulillah.”
Ruben mengaku sempat tertegun dan tidak percaya dengan kabar tersebut. Ia merasa belum siap secara ilmu dan pengalaman. Namun setelah diyakinkan bahwa kesempatan ini adalah anugerah, Ruben akhirnya menerima dengan penuh rasa syukur dan antusias untuk belajar lebih dalam tentang ibadah haji.
Baca Juga : Meningkatnya Jumlah Jemaah Haji Wafat di Tanah Suci
Hijrah Tanpa Paksaan dan Penuh Kesadaran
Menanggapi beragam spekulasi yang muncul di masyarakat, Ruben menegaskan bahwa keputusannya untuk memeluk Islam murni datang dari proses perenungan panjang dan bukan karena persoalan rumah tangga maupun tekanan dari pihak manapun. Ia bahkan meminta maaf karena baru bisa mengumumkan kabar tersebut, sebab ingin lebih dulu fokus dalam memperkuat iman dan ibadahnya.
“Perjalanan ini penuh dengan pergulatan batin, fisik, dan waktu. Saya enggak mau buru-buru menyampaikan sebelum saya siap,” ujar Ruben. Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada publik apabila pernah mengucapkan atau melakukan sesuatu yang kurang berkenan di masa lalu.
Harapan dan Doa untuk Masa Depan
Kini, Ruben Onsu menjalani hidup dengan semangat dan harapan baru. Ia terus berdoa agar dapat istiqamah dalam menjalani ajaran Islam dan menjadi pribadi yang membawa manfaat bagi lingkungan sekitar. Keputusannya untuk berhijrah menjadi titik balik yang memperkaya sisi spiritual dalam kehidupannya, sekaligus membuka lembaran baru yang penuh keberkahan.
Dalam perjalanan hidupnya yang terus bergulir, Ruben menunjukkan bahwa hijrah bukan hanya soal perubahan identitas spiritual, tetapi juga tentang keikhlasan untuk belajar, menerima, dan memberi makna pada setiap langkah kehidupan.
Baca Juga : Perjalanan Ruben Onsu dari Mualaf ke Haji 2025