Serangan berlanjut usai pelanggaran gencatan senjata oleh Israel
Militer Israel mengklaim berhasil mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman pada Minggu (27/4). Rudal tersebut, yang diduga diluncurkan oleh kelompok Houthi, berhasil dihancurkan sebelum memasuki wilayah udara Israel.
“Rudal yang diluncurkan dari Yaman berhasil dicegat … sebelum melintasi wilayah Israel,” demikian pernyataan militer Zionis, seperti dikutip dari kantor berita AFP.
Serangan rudal ini menambah daftar panjang aksi militer kelompok Houthi yang berbasis di Yaman sejak konflik Israel-Hamas kembali memanas pada Oktober 2023. Houthi, yang didukung oleh Iran dan merupakan kekuatan dominan di wilayah utara Yaman, secara terbuka menyatakan bahwa serangan-serangan mereka adalah bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Sejak agresi militer Israel ke Jalur Gaza diluncurkan, Houthi telah beberapa kali menargetkan wilayah Israel dan kapal-kapal yang dianggap terkait dengan kepentingan Zionis di Laut Merah. Mereka menyatakan bahwa tindakan ini adalah bagian dari dukungan terhadap perjuangan Palestina, dan sebagai respons atas tindakan brutal yang dilakukan Israel terhadap warga sipil di Gaza.
Pada Januari lalu, serangan dari Houthi sempat dihentikan sementara setelah Israel dan Hamas mengumumkan gencatan senjata. Namun, ketegangan kembali meningkat pada Maret ketika Israel dituding melanggar kesepakatan tersebut dengan melanjutkan serangan ke wilayah Gaza. Sebagai reaksi, Houthi kembali meluncurkan rudal dan drone ke arah Israel.
Radio militer Israel melaporkan bahwa sejak 18 Maret, lebih dari 20 rudal telah ditembakkan ke arah Israel dari wilayah Yaman. Walaupun sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome dan sistem pertahanan sekutu lainnya, peningkatan frekuensi serangan ini menandakan potensi eskalasi konflik di kawasan.
Situasi ini menunjukkan bahwa konflik Israel tidak lagi terbatas di Gaza atau Tepi Barat. Perang kini telah merambat ke Laut Merah dan Semenanjung Arab, memperluas spektrum konflik ke ranah geopolitik regional. Pihak Houthi tampak ingin menunjukkan bahwa selama agresi Israel ke Palestina masih berlangsung, mereka akan terus mengambil tindakan militer.

Ilustrasi rudal.(SHUTTERSTOCK)
Meskipun kekuatan militer Houthi tidak sebanding dengan Israel dalam hal teknologi dan persenjataan, kemampuan mereka meluncurkan rudal jarak jauh dari wilayah Yaman ke Israel menunjukkan bahwa ancaman dari kelompok bersenjata non-negara tidak bisa diremehkan.
Di sisi lain, komunitas internasional mulai menyuarakan keprihatinan atas meluasnya konflik yang melibatkan banyak negara dan aktor non-negara di kawasan Timur Tengah. Ketegangan di Laut Merah pun meningkat, memicu kekhawatiran terhadap stabilitas jalur perdagangan internasional.
Sejauh ini belum ada laporan resmi mengenai korban atau kerusakan akibat rudal yang diluncurkan Houthi pada 27 April, karena berhasil dicegat sebelum mencapai wilayah Israel. Namun, sinyal yang dikirim jelas: selama kekerasan di Gaza belum berakhir, medan perang Timur Tengah belum akan tenang.
Baca Juga : Panglima Suriah Ditangkap di Bandara Dubai