Rusia Dinyatakan Bertanggung Jawab atas Tragedi MH17

Nida Ulfa

Setelah lebih dari satu dekade menanti keadilan, dunia akhirnya menyaksikan langkah penting dalam kasus jatuhnya Malaysia Airlines MH17. Pada Selasa (13/5), Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) resmi menyatakan bahwa Rusia bertanggung jawab atas tragedi pesawat MH17 yang menewaskan 298 penumpang pada tahun 2014 silam.

Keputusan ini menjadi tonggak penting dalam diplomasi internasional, sekaligus simbol bahwa negara yang melanggar hukum udara internasional tidak dapat menghindari tanggung jawab.


Kronologi Singkat Tragedi MH17

Malaysia Airlines MH17 adalah penerbangan komersial dari Amsterdam, Belanda menuju Kuala Lumpur, Malaysia, yang ditembak jatuh pada 17 Juli 2014 di wilayah konflik di Ukraina timur. Saat itu, wilayah tersebut tengah dilanda pertempuran antara separatis pro-Rusia dan militer Ukraina.

Penyelidikan internasional menemukan bahwa pesawat tersebut dihantam oleh rudal permukaan-ke-udara tipe Buk buatan Rusia, yang diluncurkan dari wilayah yang dikuasai separatis.

Semua 298 orang di dalam pesawat tewas, termasuk 196 warga Belanda, 38 warga Australia, serta penumpang dari Malaysia, Indonesia, Inggris, dan negara lainnya.


Keputusan ICAO: Titik Balik Penegakan Keadilan

Dalam pernyataannya, ICAO menyebut bahwa tindakan yang menyebabkan jatuhnya MH17 merupakan pelanggaran serius terhadap Konvensi Chicago yang mengatur keselamatan penerbangan sipil internasional. Meskipun ICAO tidak memiliki kekuatan penegakan hukum layaknya pengadilan internasional, keputusan ini memberi tekanan moral dan politik yang besar terhadap Rusia.

“Ini adalah momen penting untuk kebenaran dan keadilan. Keputusan ini menguatkan prinsip bahwa negara tidak bisa melanggar hukum internasional tanpa konsekuensi,” ujar Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp.

ICAO dalam beberapa pekan ke depan akan membahas bentuk pertanggungjawaban konkret yang bisa diambil, termasuk potensi negosiasi internasional atau desakan pemberian kompensasi.


Reaksi Global: Desakan Ganti Rugi dan Akuntabilitas

Belanda: “Langkah Menuju Keadilan”

Pemerintah Belanda memuji keputusan ICAO dan menyatakan bahwa hal ini akan membawa dampak nyata bagi keluarga korban.

“Kami tak akan berhenti sampai semua yang bertanggung jawab diadili,” tegas Veldkamp.

Australia: “Rusia Harus Bertanggung Jawab”

Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, juga menyambut keputusan ini dan menegaskan bahwa Rusia tidak bisa terus menghindari tanggung jawab.

“Kami mendesak Rusia untuk menghadapi kenyataan dan memberikan ganti rugi yang sepadan atas tragedi ini, sesuai hukum internasional,” ujar Wong dalam konferensi pers.

Australia dan Belanda telah mengajukan permintaan agar ICAO memerintahkan Rusia untuk bernegosiasi mengenai bentuk pertanggungjawaban dan kompensasi kepada keluarga korban.


Latar Belakang Hukum: Vonis Pengadilan Belanda 2022

Sebelumnya, pada November 2022, pengadilan Belanda menjatuhkan hukuman seumur hidup in absentia kepada tiga terdakwa: dua warga negara Rusia dan satu warga Ukraina yang terbukti terlibat dalam penyediaan dan pengoperasian sistem rudal Buk yang menembak jatuh MH17.

Namun, ketiganya tidak hadir di pengadilan dan hingga kini masih buron.


Dampak terhadap Dunia Penerbangan

Tragedi MH17 membuka mata dunia tentang kerentanan penerbangan sipil di zona konflik bersenjata. Pasca kejadian tersebut, ICAO dan berbagai organisasi penerbangan internasional memperketat peraturan penerbangan di wilayah konflik.

Keputusan ICAO kini juga menjadi preseden penting bagi perlindungan hukum internasional terhadap penumpang sipil.


Apa Selanjutnya?

Meskipun keputusan ICAO tidak langsung menyebabkan hukuman, langkah ini bisa memicu:

  • Peningkatan tekanan diplomatik terhadap Rusia
  • Potensi pembahasan di forum seperti Dewan Keamanan PBB
  • Upaya multilateral untuk memperjuangkan kompensasi dan permintaan maaf resmi
  • Desakan penguatan hukum internasional untuk perlindungan penerbangan sipil

Fakta Singkat MH17

  • Jenis pesawat: Boeing 777-200ER
  • Operator: Malaysia Airlines
  • Nomor penerbangan: MH17
  • Korban jiwa: 298 orang
  • Lokasi jatuh: Hrabove, Donetsk, Ukraina
  • Senjata yang digunakan: Rudal Buk buatan Rusia
  • Hasil investigasi: Ditembak dari wilayah separatis pro-Rusia
  • Terdakwa yang dihukum: 2 warga Rusia, 1 warga Ukraina (in absentia)

Penutup: Jalan Masih Panjang

Tragedi MH17 adalah pengingat pahit bahwa nyawa manusia tidak boleh menjadi korban pertarungan geopolitik. Keputusan ICAO ini memang belum menjadi akhir dari proses keadilan, tetapi menjadi bukti bahwa dunia belum melupakan, dan perjuangan belum berakhir.

“Keadilan bisa tertunda, tapi tidak bisa dibungkam,” – ungkapan yang kini kembali digaungkan oleh keluarga korban dan masyarakat internasional.

Baca Juga : Reaksi China Usai Rusia dan Korea Utara Akui Tentara Kim Jong-Unj Ikut Lawan Ukraina

Penulis:

Nida Ulfa

Related Post

Tinggalkan komentar