Prihatin atas Meningkatnya Islamofobia di Dunia

Fano Tresno

Sekjen PBB Prihatin atas Meningkatnya Islamofobia di Dunia

PBB Serukan Tindakan Tegas Lawan Islamofobia yang Meningkat

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyuarakan keprihatinan mendalam atas gelombang Islamofobia yang semakin meluas di berbagai negara. Ia menegaskan bahwa diskriminasi dan kebencian terhadap Muslim semakin meresahkan dan mendesak platform digital untuk mengendalikan ujaran kebencian serta pelecehan berbasis agama.

Pernyataan ini disampaikan menjelang Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia yang diperingati setiap 15 Maret.

“Kita menyaksikan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kebencian terhadap Muslim, mulai dari diskriminasi hingga kekerasan langsung terhadap individu dan tempat ibadah,” ujar Guterres dalam video pernyataannya, Jumat (14/3/2025).

Lonjakan Kasus Islamofobia

Menurut data dari PBB dan organisasi hak asasi manusia, terjadi lonjakan kasus Islamofobia, bias anti-Arab, dan antisemitisme di berbagai negara, terutama pasca serangan militer besar-besaran Israel ke Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Beberapa negara yang mengalami peningkatan insiden Islamofobia meliputi:

  • Amerika Serikat
  • Inggris
  • India

Insiden yang tercatat meliputi:

  • Kejahatan bermotif kebencian
  • Ujaran kebencian di media sosial
  • Serangan fisik terhadap masjid dan tempat ibadah lainnya

Seruan Guterres: Hentikan Ujaran Kebencian

Guterres menegaskan bahwa platform digital harus bertanggung jawab dalam menghentikan penyebaran kebencian.

“Platform daring harus mengendalikan ujaran kebencian dan pelecehan. Kita semua harus bersuara melawan kebencian, xenofobia, dan diskriminasi,” tegasnya.

Beberapa pemerintah di negara terdampak telah menyatakan komitmen untuk melawan diskriminasi ini. Namun, organisasi HAM menilai upaya yang ada masih belum cukup untuk menekan lonjakan Islamofobia di berbagai belahan dunia.

“Dunia harus bersatu melawan kebencian agar perdamaian dan toleransi bisa menang,” pungkas Guterres.us Islamofobia secara global.

Dunia Harus Bersatu Lawan Kebencian Demi Perdamaian dan Toleransi

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan agar dunia bersatu melawan kebencian demi mencapai perdamaian dan toleransi global. Seruan ini muncul di tengah meningkatnya diskriminasi dan ujaran kebencian di berbagai negara.

“Kita harus melawan kebencian bersama-sama. Perdamaian dan toleransi hanya bisa terwujud jika kita bersatu melawan diskriminasi dan intoleransi,” ujar Guterres dalam pernyataannya, Jumat (14/3/2025).

Kebencian yang Meningkat

Menurut PBB, lonjakan kasus diskriminasi berbasis agama dan ras makin memprihatinkan. Banyak kelompok rentan, termasuk Muslim, Yahudi, dan minoritas lainnya, menjadi sasaran ujaran kebencian, pelecehan, hingga kekerasan fisik.

Beberapa contoh kasus yang menonjol:

  • Serangan terhadap tempat ibadah
  • Peningkatan ujaran kebencian di media sosial
  • Diskriminasi dalam kebijakan dan hukum di sejumlah negara

Peran Penting Teknologi dan Masyarakat

Guterres menekankan bahwa platform digital punya tanggung jawab besar dalam menghentikan penyebaran kebencian. Ia meminta perusahaan teknologi untuk mengontrol konten bermuatan diskriminasi dan membatasi pelecehan daring.

“Kita tidak boleh membiarkan platform digital menjadi tempat berkembangnya kebencian. Teknologi harus menjadi alat untuk menyebarkan perdamaian dan pemahaman, bukan sebaliknya,” tegasnya.

Selain itu, Guterres juga mendorong masyarakat global untuk bersuara melawan kebencian, mendukung toleransi, dan memperkuat solidaritas antarumat manusia.

Harapan Akan Dunia yang Lebih Baik

Dunia yang damai dan penuh toleransi bukanlah impian yang mustahil. Guterres menutup pernyataannya dengan pesan kuat:

💬 “Kita hanya bisa menang melawan kebencian jika dunia bersatu. Perdamaian dan toleransi akan menang — selama kita tidak berhenti berjuang untuk itu.”

Saatnya bersatu, melawan kebencian, demi dunia yang lebih damai dan penuh toleransi!

Penulis:

Fano Tresno

Related Post

Tinggalkan komentar