Sebuah startup asal Amerika Serikat bernama Cluely tengah mengembangkan platform berbasis kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan penggunanya untuk “curang dalam berbagai situasi.” Perusahaan ini telah memperoleh pendanaan awal senilai US$ 5,3 juta (sekitar Rp 89,33 miliar) dari investor.
Cluely didirikan oleh Lee Chungin, yang juga dikenal dengan nama panggilan “Roy.” Ia berhasil mengamankan dana dari investor seperti Abstract Ventures dan Susa Ventures dalam putaran pendanaan tahap awal.
Nama Lee mulai dikenal luas setelah ia membagikan kisahnya di Columbia University, di mana ia pernah diskors karena menciptakan alat untuk membantu seseorang menipu dalam wawancara kerja sebagai calon programmer. Alat tersebut kemudian diberi nama Interview Coder, dan kini menjadi bagian dari layanan Cluely.
Saat ini, Cluely menawarkan solusi kecurangan yang lebih luas, mulai dari ujian, pertemuan penjualan, hingga wawancara kerja, dengan memanfaatkan jendela tersembunyi di browser komputer yang tidak dapat terdeteksi oleh lawan bicara di sesi online.
Dalam video peluncurannya, Lee mendemonstrasikan penggunaan asisten AI tersembunyi saat berdusta mengenai umur dan pengetahuan seninya saat sedang kencan di restoran mewah.
Dalam wawancara dengan TechCrunch, Lee mengklaim bahwa pendapatan dari layanan berbasis AI miliknya diperkirakan akan menembus angka US$ 3 juta (sekitar Rp 50,5 miliar) pada bulan ini.
Cluely didirikan oleh Lee bersama Neel Shanmugam, yang juga merupakan mantan mahasiswa Columbia University. Keduanya diketahui telah dikeluarkan dari universitas tersebut. Lee menyebut bahwa dirinya berhasil mendapatkan posisi magang di Amazon berkat bantuan alat AI buatannya, meskipun pihak Amazon enggan memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut.